Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tawa Seru Inovasi SMPN 3 Siliragung satu Atap Atasi Siswa LTM

tawa-seru-inovasi-smpn-3-siliragung-satu-atap-atasi-siswa-ltm
Tawa Seru Inovasi SMPN 3 Siliragung satu Atap Atasi Siswa LTM
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Banyuwangi, Jurnalnews – Tahun 2045 adalah tahun dimana Bangsa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia yang 70%-nya penduduk dalam usia produktif yaitu usia 15-64 tahun, sementara itu yang 30% merupakan penduduk yang tidak produktif yaitu usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun pada periode tahun 2020-2045.

Persiapan menuju generasi emas yang cerdas dan mau menerima perubahan harus diterapkan sejak dini agar impian Indonesia menjadi generasi emas 2045 dapt terwujud. Ada beberapa ciri generasi emas kedpan yaitu 1) Memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif 2) Damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat, 3) Sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan 4) Berperadaban unggul. Generasi emas 2045 ini akan terwujud jika generasinya mengenyam pendidikan memadahi.

Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Melihat dari fakta yang akan dihadapi Indonesia tersebut bonus demografi memang tidak bisa dihindari, itulah sebabnya pembangunan sumber daya manusia sangat dibutuhkan.
Salah satu komponen dalam indeks pembangunan manusia adalah pendidikan yang dilihat dari angka harapan lama sekolah. Harapan Lama Sekolah (HLS) di kabupaten Banyuwangi tahun 2021 sebesar 13,10 tahun 2022 meningkat menjadi 13,11 tahun dan di tahun 2023 naik 13, 12 tahun.

Sebagai salah satu satuan pendidikan di Kabupaten Banyuwangi SMPN 3 Siliragung Satu Atap memiliki kontribusi terhadap besarnya angka Harapan Lama Sekolah ( HLS) Pada tahun 2023 terdapat 2 siswa Drop Out (DO) dan 3 siswa lulus tidak melanjutkan (LTM) sementara di tahun 2024 ada potensi siswa lulus tidak melanjutkan ada 10 siswa. Permasalahan ini perlu diupayakan agar angka siswa potensi Lulus Tidak Melanjutkan bisa ditekan sekecil mungkin bahkan bisa sampai titik zero.

“Kami punya inovasi Tawa Seru atau Antar Siswa ke Sekolah Baru sebagai upaya untuk mewujudkan Zero Anak Tidak Sekolah. Kami berkomitmen memberikan pendampingan sampai siswa menemukan sekolah yang diinginkan, ” tutur Kepala SMPN 3 Siliragung Satu Atap Banyuwangi, Edy Siswanto, S.Pd.

Upaya penguatan program Tawa Seru dengan berjejaring dan kotrak kerjasama dengan SMK Mambaul Huda Siliragung, PKBM Mambaul Huda Siliragung dan SMKN 2 Tegalsari. “Kedepan, kerjasama ini akan kami perluas ke SMA atau sederajat sekitar sekolah kami.” Tutur Pak Edy dengan antusias.

Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk meningkatkan Indeks Pembangnan Manusia (IPM) demi mewujudkan kehidupan masyarakan yang lebih sejahtera. Salah satu komponen dari Indeks Pembangunan Manusia adalah pendidikan. Sektor pendidikan sebagai salah satu komponen IPM dilihat dari angka HLS. Angka HLS masih perlu ditingkatkan karena untuk Kabupaten Banyuwangi masih berada di angka 13,12 tahun artinya rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banyuwangi hanya sampai lulus sekolah menengah pertama (SMP) atau yang sederajat.

Jadi amanat di sekolah satu atap kami susun SWAT dengan warga sekolah. Hasilnya dapat membantu 7 dari 10 siswa yang berpotensi LTM menjadi Lulus melanjutkan sekolah di tahun 2024. Selanjutnya dapat menurunkan angka ATS di SMPN 3 Siliragung dari 5 di tahun 2023 menjadi 3 di tahun 2024.

“Selanjutnya bagaimana menerima, memproses dan mengantarkan anak bangsa menuju generasi emas 2045, ” tambah Edy yang pernah menjadi guru prestasi kelahiran Jember serta dua periode menjadi Ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Banyuwangi ini.(Yechot/AWN/JN)