Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Seminar Kesejarahan: “Menelusuri Jejak Blambangan” Memikat daya Tarik siswa dan Guru di Banyuwangi

seminar-kesejarahan:-“menelusuri-jejak-blambangan”-memikat-daya-tarik-siswa-dan-guru-di-banyuwangi
Seminar Kesejarahan: “Menelusuri Jejak Blambangan” Memikat daya Tarik siswa dan Guru di Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Banyuwangi, Jurnalnews – Seminar Kesejarahan dengan Tema “Menelusuri Jejak Blambangan” di selenggarakan Himapro Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan, Universitas PGRI Banyuwangi. Acara dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2024, di Ruang B8-B9 Universitas PGRI Banyuwangi, (24/07/24).

Acara dihadiri oleh Wakil Rektor I Universitas PGRI Banyuwangi, Dekan FKIP, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Banyuwangi, Guru SMAN I Giri Banyuwangi, Guru SMAN 1 Banyuwangi dan Guru MAN I Banyuwangi, Tim Heritage Banyuwangi, Narasumber : Thomas Racharto (Narasumber/Owner Museum Omahseum), Hervina Nurullita, M.Pd (Dosen Pendidikan Sejarah, UNIBA,), siswa-siswi SMA/SMK wilayah Kota Banyuwangi dan Mahasiswa seluruh Angkatan Prodi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Banyuwangi.

Acara seminar dibuka dengan Tari gandrung oleh mahasiswi Prodi Penddikan Sejarah.
Menurut Ketua Panitia ” Banyuwangi itu kaya kajian sejarah mulai masa prasejarah hingga kemerdekaan. Banyak kajian sejarah Blambangan kuno belum menjadi kajian khusus dikalangan penulis sejarah. Kami selalu mahasiswa, warga Banyuwangi sangat penting mengetahui jejak sejarah Blambangan agar menjadi cerita sejarah yang utuh yang sebelumnya timbul pertanyaan apakah Blambangan sebagai kerajaan yang besar memang benar-benar ada, nyata dan dapat dibuktikan, ”Ungkap Lita.

Miskawi mengatakan bahwa Banyuwangi memiliki surganya kajian sejarah dengan berbagai periodisasi. Kajian-kajian mengenai blambangan sangat beragam mulai ini banyak kajian-kajian sejarah seerti karya Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental pada abad ke 16. Dr. Sri Margana dengan Judul Ujung Timur Pulau jawa 1763-1813: perebutan hegemoni Blambangan.abad pertengahan 18 s.d awal 19, karya Winarsih, Sam Subur, Aji Wirabumi, dll. Beragamnya kajian bambangan dapat memperkaya historiografi khususnya Blambangan, namun Permasalahnnya kajian sejarah blambangan masih belum terang menderang, yaitu 1). Blambangan adalah misteri atau misterius: keberadaannya hanya sekedar cerita rakyat dan belum dapat dibuktikan kebenarannya. simpang siur tercampur oleh mitos dan legenda: keberadaan minak jinggo dan Damarwulan, Kerajaan Blambangan melawan Majaphit. Faktor ini karena belum banyak bukti yang mendukung tentang blambangan. 2). Penulisan Sejarah Kerajaan blambangan belum sepenuhnya terakomudir dalam sejarah Nasional, 3). Historiografi sejarah, bahwa Belambangan bermusuhan dengan majapahit, Blambangan selalu memberontak. 4). Blambangan disebut sebagai negara baru”, Ungkap Ketua Prodi Pendidikan Sejarah.

Miskawi Menambahkan ”Seminar kesejarahan hari ini menjadi penting untuk dilaksanakan dengan Tema Menelusuri jejak Blambangan agar dapat menghadirkan bukti-bukti mulai dari sumber benda berupa artefak-artefak maupun asip-arsip agar lebih terang menderang. Jika sebelum sebelumnya banyak kajian Blambangan pada abad ke 16, sampai awal abad ke 19, seminar kali ini justru ingin mengkaji jejak sejarah Blambangan lebih jauh kebelakang dengan menghadirkan sumber-sumber yang lebih jelas agar blambangan tidak menjadi mitos yang bercampur legenda.kita sebagai generasi muda tidak tercerabut dari akar sejarah dan budayanya sendiri sehingga menumbuhkan raya percaya diri dan nasionalisme, ” Tambahnya.

Dekan FKIP , Harjianto, M.Pd memberikan penguatan agar kerjasama ini terus berkelanjutan. Seminar Kesejarahan dibuka secara langsung Oleh. Dr. Novi Prayekti, M.Pd Wakil Rektor I Universitas PGRI Banyuwangi. dalam sambutannya menekankan agar generasi muda jangan pernah melupakan sejarah.

Peserta Seminar kesejarahan sangat antusias mengikuti sampai dengan akhir acara. pertanyaan dari guru, siswa dan mahasiswa. Kegiatan Seminar kesejarahan melahirkan pemikiran agar melakukan kolaborasi antara pihak museum, guru dan dosen untuk menghasilkan karya buku sejarah yang ramah anak. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah merespon dengan positif dan akan segera ditindaklanjuti .(Masduki).