Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Sedimen Pasir Menumpuk hingga Satu Meter dan Kerikil di sekitar Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh

sedimen-pasir-menumpuk-hingga-satu-meter-dan-kerikil-di-sekitar-dam-garit,-desa-alasmalang,-kecamatan-singojuruh
Sedimen Pasir Menumpuk hingga Satu Meter dan Kerikil di sekitar Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, sedimen berupa material pasir dan kerikil, di sekitar Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, memang sudah menumpuk. Malahan, ketinggiannya mencapai satu meter, Rabu (2/10). Sedimen yang terbawa aliran Sungai Badeng di Kecamatan Songgon itu, terakhir dinormalisasi pada Juli 2023 lalu.

Menumpuknya sedimen itu, akibat tingginya curah hujan hingga debit air di hulu naik dan membawa material pada musim hujan tahun lalu. “Ini terakhir dikeruk setahun lalu, akan dikeruk lagi mungkin akhir tahun ini,” ujar penjaga pintu air (PPA) Dam Garit, Heru Mayangkoro, 40.
Menurut Heru, di sekitar Dam Garit ini sedimen berupa pasir, kayu, dan ranting pohon menumpuk. Semua itu, berasal dari hulu sungai di wilayah Kecamatan Songgon. “Sedimennya kiriman dari kaki Gunung Raung, kalau tidak dikeruk air sungai akan meluap karena kayu menghalangi aliran air di terowongan bawah jembatan,” cetusnya.

Baca Juga: Warga Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Minta Normalisasi Sungai Garit
Sedimen berupa kayu berukuran besar yang terbawa arus sungai dan menumpuk di sekitar Dam Garit, itu juga dapat menyumbat aliran air. “Banjir bandang tahun 2018 lalu itu penyebabnya ada kayu besar menyumbat di bawah jembatan,” cetusnya.
Pengerukan sedimen di aliran sungai ini, terang dia, harus dilakukan secara berkala. Bila tidak, sedimen yang menumpuk itu akan menyebabkan daya tampung sungai kurang maksimal. “Sedimen pasir dan kerikil itu menyebabkan pendangkalan sungai, dan itu yang menyebabkan air meluap,” tuturnya.

Heru mengatakan, jika dua ekskavator yang disiapkan di lokasi tersebut selalu dicek secara berkala. Itu untuk mengantisipasi bila tiba-tiba debit air besar, dan banyak kayu besar yang terbawa arus sungai. “Ini sedang dicek oleh tim dari Komatsu (merek ekskavator), jangan sampai ketika dibutuhkan alatnya tidak bisa,” sebutnya.(sas/abi) 

Exit mobile version