Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Proses Penangkapan Pembobol Situs BKN Diungkap: Pelaku Sempat Takut saat Ditunggu Polisi

proses-penangkapan-pembobol-situs-bkn-diungkap:-pelaku-sempat-takut-saat-ditunggu-polisi
Proses Penangkapan Pembobol Situs BKN Diungkap: Pelaku Sempat Takut saat Ditunggu Polisi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

RadarBanyuwangi.id – Kasus penangkapan salah satu guru honorer di Kecamatan Gambiran, Banyuwangi yakni Barik Abdul Ghofur, 26, karena membobol situs Badan Kepegawaian Negara (BKN) masih menyisakan kehebohan di tengah masyarakat.

Kepala Dusun Mulyorejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Agus Salim, 24, yang pada Rabu (11/9) atau saat Barik diciduk menjadi salah satu saksi, membeberkan kronologi kejadian tersebut. 

Menurut Agus, proses penangkapan Barik oleh rombongan polisi dari Bareskrim Polri itu dilakukan di rumahnya pada pukul 13.00. 

Baca Juga: Jual Data BKN di Dark Web, Guru Honorer di Banyuwangi Diciduk Bareskrim Polri

“Awalnya saya didatangi oleh Bhabinkamtibmas Desa Wringinrejo dan menanyakan rumah Barik,” tuturnya.

Selain Bhabinkamtibmas desa, terang dia, juga ada empat orang polisi berpakaian preman datang dengan mengendarai mobil Toyota Innova. 

“Saya tunjukkan rumahnya, tapi waktu itu saya tidak tahu ada kepentingan apa mencari Barik,” ungkapnya.

Tak lama setelah itu, masih kata Agus, polisi memintanya untuk mendatangi rumah Barik dan mencari keberadaannya. Hanya saja, saat orang yang dicari itu tidak berada di rumah.

Baca Juga: ‘Ninja’ Beraksi di Desa Jambewangi Banyuwangi, Emak-Emak Resah, Celana Dalam di Jemuran Kerap Hilang

“Karena tidak ketemu, saya pulang. Tapi tidak lama dia (Barik) datang ke rumah saya, menanyakan kenapa kok mencari dia,” tutur pria berkacamata itu.

Saat itulah, masih kata Agus, para polisi yang sejak lama menunggu di dalam mobil turun dari mobilnya yang diparkir tidak jauh dari rumahnya. 

“Polisi-polisi mulanya menunggu, saat Barik datang ke rumah, semua langsung turun dari mobil dan masuk ke rumah,” ungkapnya. 

Agus mengisahkan, melihat ada satu polisi berpakaian dinas dan empat orang berpakaian preman yang sudah menunggunya, Barik langsung gugup. 

“Dia sempat bilang, kok saya jadi takut, ada pak polisi cari saya,” kata Agus menirukan kata-kata Barik.


Page 2

Agus mengaku langsung menenangkan Barik dan memintanya duduk di kursi dekat para polisi itu. 

“Saya bilang, kalau tidak punya salah, kenapa harus takut, kemudian saya minta duduk, dan Barik langsung duduk,” bebernya..

Saat itu, masih kata Agus, salah satu polisi yang tidak diketahui namanya menanyakan Barik terkait kejahatan yang dilakukan.

 “Barik sempat mengelak, tapi karena terus dikejar, akhirnya mengaku kalau memang hacker dan menjual data itu,” paparnya.

Saat itu Barik tidak langsung ditangkap, polisi sempat mengajak ngobrol topik lain. Namun sekitar setengah jam kemudian, Barik dibawa ke rumahnya untuk menunjukkan barang bukti (BB). 

“Dua HP, laptop, dan uang ditas diambil sama polisi,” tandasnya seraya menyebut keluarga Barik sempat histeris.

Tak lama, jelas dia, Barik dibawa menggunakan mobil Toyota Innova ke Banyuwangi, dan pada Kamis (12/9) sudah berada di Jakarta. 

“Saya sempat dimintai tolong untuk mengambil BB lain, yakni sepeda motor miliknya, katanya mau dijadikan BB dan diantar oleh Pak Bhabin,” ujarnya. (sas) 


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Kasus penangkapan salah satu guru honorer di Kecamatan Gambiran, Banyuwangi yakni Barik Abdul Ghofur, 26, karena membobol situs Badan Kepegawaian Negara (BKN) masih menyisakan kehebohan di tengah masyarakat.

Kepala Dusun Mulyorejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Agus Salim, 24, yang pada Rabu (11/9) atau saat Barik diciduk menjadi salah satu saksi, membeberkan kronologi kejadian tersebut. 

Menurut Agus, proses penangkapan Barik oleh rombongan polisi dari Bareskrim Polri itu dilakukan di rumahnya pada pukul 13.00. 

Baca Juga: Jual Data BKN di Dark Web, Guru Honorer di Banyuwangi Diciduk Bareskrim Polri

“Awalnya saya didatangi oleh Bhabinkamtibmas Desa Wringinrejo dan menanyakan rumah Barik,” tuturnya.

Selain Bhabinkamtibmas desa, terang dia, juga ada empat orang polisi berpakaian preman datang dengan mengendarai mobil Toyota Innova. 

“Saya tunjukkan rumahnya, tapi waktu itu saya tidak tahu ada kepentingan apa mencari Barik,” ungkapnya.

Tak lama setelah itu, masih kata Agus, polisi memintanya untuk mendatangi rumah Barik dan mencari keberadaannya. Hanya saja, saat orang yang dicari itu tidak berada di rumah.

Baca Juga: ‘Ninja’ Beraksi di Desa Jambewangi Banyuwangi, Emak-Emak Resah, Celana Dalam di Jemuran Kerap Hilang

“Karena tidak ketemu, saya pulang. Tapi tidak lama dia (Barik) datang ke rumah saya, menanyakan kenapa kok mencari dia,” tutur pria berkacamata itu.

Saat itulah, masih kata Agus, para polisi yang sejak lama menunggu di dalam mobil turun dari mobilnya yang diparkir tidak jauh dari rumahnya. 

“Polisi-polisi mulanya menunggu, saat Barik datang ke rumah, semua langsung turun dari mobil dan masuk ke rumah,” ungkapnya. 

Agus mengisahkan, melihat ada satu polisi berpakaian dinas dan empat orang berpakaian preman yang sudah menunggunya, Barik langsung gugup. 

“Dia sempat bilang, kok saya jadi takut, ada pak polisi cari saya,” kata Agus menirukan kata-kata Barik.

Exit mobile version