Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pipa Hippam Terbakar, Empat Hari Warga Secang Timur Banyuwangi Krisis Air Bersih

pipa-hippam-terbakar,-empat-hari-warga-secang-timur-banyuwangi-krisis-air-bersih
Pipa Hippam Terbakar, Empat Hari Warga Secang Timur Banyuwangi Krisis Air Bersih
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

RadarBanyuwangi.id – Kampung terpencil di Lingkungan Secang Timur, Kelurahan Kalipuro, mendapatkan perhatian lebih dari Pemkab Banyuwangi Selasa (1/10).

Terhitung sudah empat hari ini warga yang tinggal di kampung tersebut tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih gara-gara pipa Hippam terbakar.

Warga pun kelimpungan. Mereka harus mencari air bersih di sumber air penawar yang lokasinya sangat jauh dari tempat tinggal mereka.

Untuk kebutuhan mencuci pakaian, warga terpaksa berjalan kaki ke sungai.

Kesulitan warga akan air bersih terdengar ke telinga Direktur Utama PUDAM Banyuwangi Abd. Rahman. Didampingi Kalaksa BPBD Danang Hartanto, Selasa (1/10) Rahman turun ke lokasi yang kekurangan air bersih.

Tim dari PUDAM juga membawa 5.000 liter air bersih yang diangkut mobil tangki. 

Medan yang dilewati menuju lokasi cukup berat. Iring-iringan kendaraan PUDAM harus melintasi persawahan yang kanan-kirinya bekas ditanami tebu yang sudah ditebang.

Kawasan tersebut mirip gurun karena tidak ada pohon besar yang tumbuh. Meski melewati jalan berdebu, Direktur PUDAM Abd. Rahman dan Kalaksa BPBD Danang Hartanto tetap melanjutkan perjalanan sampai tujuan.    

Begitu turun dari mobil, sambutan warga sungguh luar biasa. Mereka terlihat riang melihat kedatangan mobil tangki yang mengangkut air bersih.

”Horeee, airnya datang. Terima kasih pemerintah yang telah mengirim air bersih,” ujar Nirhayatin, seorang ibu rumah tangga.    

Warga Lingkungan Secang Timur kini bisa kembali menikmati air bersih. Mereka mendapat dropping 5.000 liter air bersih beserta tangki penyimpanan yang disebar di beberapa titik.

Sejak empat hari terakhir, warga yang tinggal di Lingkungan Secang Timur mengaku kesulitan mendapatkan air bersih gara-gara saluran air dari Hippam terbakar akibat pembukaan lahan tebu.

Warga pun harus menimba air dari saluran air yang berada 300 meter dari permukiman mereka.

Sebagian bahkan harus rela berkendara ke sungai yang ada di Sumber Air Penawar di Dusun Pancoran, Desa Ketapang, untuk mendapatkan air bersih.


Page 2

Ketua RT 02 RW 01 Suhaimi mengatakan, ada sekitar 33 kepala keluarga (KK) yang masih mengandalkan air dari HIPPAM.

Begitu pipa HIPPAM terbakar dan saluran air terputus, otomatis puluhan KK itu tak bisa mengakses air bersih.

”Warga harus menimba air ke permukiman yang ada di bawah. Ada yang ke sungai juga untuk kebutuhan air bersih dan minum ternak,” kata Suhaimi.

Di tempatnya, hampir setiap rumah memiliki hewan ternak. Minimal dua sampai empat ekor sapi dan kambing.

Saat air tak mengalir, warga pun kebingungan untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.

Karena itu, begitu bantuan dari PUDAM dan BPBD datang, Suhaimi mengaku sangat senang. Apalagi, warganya memang sudah menunggu.

”Alhamdulillah, akhirnya bisa mendapat air bersih lagi, kita tidak tahu perbaikan pipa Hippam sampai kapan. Bisa-bisa seminggu lagi pulih,” ujar Suhaimi.

Direktur PUDAM Banyuwangi Abd. Rahman mengatakan, pihaknya hadir bersama BPBD untuk memastikan tidak ada warga yang kekurangan air bersih.

Terutama, untuk air minum. Karena itu, dia membawa 5.000 liter air bersih ditambah dengan tiga tandon berkapasitas total 1.500 liter untuk dipasang di dekat rumah warga.

”Ini bukan karena kekeringan, tapi kami melihat ada kondisi yang membuat warga membutuhkan bantuan. Karena itu segera kami kirimkan bantuan,” ucap Rahman.

Kalaksa BPBD Banyuwangi Danang Hartanto menambahkan, kebutuhan warga akan air bersih menjadi prioritas, terutama pada musim kemarau ini.

Sejak Agustus, BPBD sudah mengirimkan sekitar 40 mobil tangki dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter di seluruh wilayah Banyuwangi.

Baik itu untuk wilayah kekeringan karena kemarau atau pun wilayah yang terkena dampak musibah seperti yang dialami warga Lingkungan Secang.

”Begitu ada pengajuan dari masyarakat, langsung kami dropping. Kami bekerja sama dengan PUDAM agar kualitas air yang dikirim juga terjaga,” kata Danang. (fre/aif/c1)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Kampung terpencil di Lingkungan Secang Timur, Kelurahan Kalipuro, mendapatkan perhatian lebih dari Pemkab Banyuwangi Selasa (1/10).

Terhitung sudah empat hari ini warga yang tinggal di kampung tersebut tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih gara-gara pipa Hippam terbakar.

Warga pun kelimpungan. Mereka harus mencari air bersih di sumber air penawar yang lokasinya sangat jauh dari tempat tinggal mereka.

Untuk kebutuhan mencuci pakaian, warga terpaksa berjalan kaki ke sungai.

Kesulitan warga akan air bersih terdengar ke telinga Direktur Utama PUDAM Banyuwangi Abd. Rahman. Didampingi Kalaksa BPBD Danang Hartanto, Selasa (1/10) Rahman turun ke lokasi yang kekurangan air bersih.

Tim dari PUDAM juga membawa 5.000 liter air bersih yang diangkut mobil tangki. 

Medan yang dilewati menuju lokasi cukup berat. Iring-iringan kendaraan PUDAM harus melintasi persawahan yang kanan-kirinya bekas ditanami tebu yang sudah ditebang.

Kawasan tersebut mirip gurun karena tidak ada pohon besar yang tumbuh. Meski melewati jalan berdebu, Direktur PUDAM Abd. Rahman dan Kalaksa BPBD Danang Hartanto tetap melanjutkan perjalanan sampai tujuan.    

Begitu turun dari mobil, sambutan warga sungguh luar biasa. Mereka terlihat riang melihat kedatangan mobil tangki yang mengangkut air bersih.

”Horeee, airnya datang. Terima kasih pemerintah yang telah mengirim air bersih,” ujar Nirhayatin, seorang ibu rumah tangga.    

Warga Lingkungan Secang Timur kini bisa kembali menikmati air bersih. Mereka mendapat dropping 5.000 liter air bersih beserta tangki penyimpanan yang disebar di beberapa titik.

Sejak empat hari terakhir, warga yang tinggal di Lingkungan Secang Timur mengaku kesulitan mendapatkan air bersih gara-gara saluran air dari Hippam terbakar akibat pembukaan lahan tebu.

Warga pun harus menimba air dari saluran air yang berada 300 meter dari permukiman mereka.

Sebagian bahkan harus rela berkendara ke sungai yang ada di Sumber Air Penawar di Dusun Pancoran, Desa Ketapang, untuk mendapatkan air bersih.