Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Peparnas 2024 Digelar Bulan Ini: Ajang Seleksi Atlet Potensial untuk Event Internasional

peparnas-2024-digelar-bulan-ini:-ajang-seleksi-atlet-potensial-untuk-event-internasional
Peparnas 2024 Digelar Bulan Ini: Ajang Seleksi Atlet Potensial untuk Event Internasional
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

RadarBanyuwangi.id – Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) ke-17 digelar di Kota Solo pada 6-13 Oktober ini. Ajang ini bukti Pemerintah Indonesia, lewat Kemenpora komitmen membina atlet disabilitas. 

Tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga bagi atlet disabilitas, ajang ini juga bisa menjadi momentum untuk menyeleksi atlet muda potensial untuk mewakili Indonesia di panggung internasional.

Dilansir dari Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Peparnas kali ini disebut menjadi titik awal identifikasi dan pembinaan atlet-atlet disabilitas unggul yang dapat melangkah lebih jauh di event internasional, seperti Paralimpiade 2028 dan 2032.

Wakil Sekretaris Jenderal National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Rima Ferdianto menyebut, Upaya identifikasi bakat sendiri telah dimulai dari tingkat daerah melalui 35 NPC provinsi di Indonesia. 

“NPC di setiap kota dan kabupaten berperan penting dalam menjaring dan mengidentifikasi bakat para atlet disabilitas. Mereka melakukan pendekatan langsung ke komunitas, keluarga, dan juga melalui kejuaraan-kejuaraan lokal,” ujarnya Rabu (9/10) .

Setelah proses identifikasi, atlet-atlet tersebut akan dipersiapkan lebih lanjut melalui pemusatan latihan nasional (Pelatnas) yang fasilitasnya semakin meningkat berkat dukungan pemerintah. 

Menurutnya, fasilitasi dari pemerintah di tingkat pusat sudah sangat baik, namun peran pemerintah daerah diharapkan dapat lebih optimal lagi agar pembinaan lebih merata.

Meski begitu, Rima mengakui, masih ada beberapa daerah yang belum memberikan perhatian maksimal terhadap pencarian bibit-bibit unggul atlet disabilitas, baik dalam bentuk pelatihan maupun dukungan fasilitas.

“Ada daerah yang mengirimkan atletnya dengan latihan minim, mungkin hanya sekitar satu minggu sebelumnya. Bahkan ada juga yang mengirimkan tanpa ada latihan sama sekali,” tambahnya.

Lebih jauh ia bercerita, sejak Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2011, perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap olahraga disabilitas semakin meningkat. 

Bahkan, profesi atlet disabilitas kini mulai dipandang sebagai profesi yang menjanjikan, terutama setelah pemerintah memberikan penghargaan yang tinggi kepada mereka.

“Contohnya, Leani Ratri Oktila, atlet bulu tangkis yang menerima penghargaan tertinggi dalam sejarah olahraga Indonesia,” imbuh dia.

NPC Indonesia sendiri, lanjut Rima, tengah berusaha membangun ekosistem yang mendukung para atlet disabilitas, mulai dari identifikasi bakat, pembinaan, hingga pengembangan fasilitas.

Tidak hanya menjadi ajang seleksi, Peparnas 2024 juga diharapkan menjadi tempat bagi banyak atlet untuk memecahkan rekor-rekor nasional yang telah lama bertahan. 


Page 2

Rabu, 9 Oktober 2024 | 19:12 WIB


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) ke-17 digelar di Kota Solo pada 6-13 Oktober ini. Ajang ini bukti Pemerintah Indonesia, lewat Kemenpora komitmen membina atlet disabilitas. 

Tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga bagi atlet disabilitas, ajang ini juga bisa menjadi momentum untuk menyeleksi atlet muda potensial untuk mewakili Indonesia di panggung internasional.

Dilansir dari Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Peparnas kali ini disebut menjadi titik awal identifikasi dan pembinaan atlet-atlet disabilitas unggul yang dapat melangkah lebih jauh di event internasional, seperti Paralimpiade 2028 dan 2032.

Wakil Sekretaris Jenderal National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Rima Ferdianto menyebut, Upaya identifikasi bakat sendiri telah dimulai dari tingkat daerah melalui 35 NPC provinsi di Indonesia. 

“NPC di setiap kota dan kabupaten berperan penting dalam menjaring dan mengidentifikasi bakat para atlet disabilitas. Mereka melakukan pendekatan langsung ke komunitas, keluarga, dan juga melalui kejuaraan-kejuaraan lokal,” ujarnya Rabu (9/10) .

Setelah proses identifikasi, atlet-atlet tersebut akan dipersiapkan lebih lanjut melalui pemusatan latihan nasional (Pelatnas) yang fasilitasnya semakin meningkat berkat dukungan pemerintah. 

Menurutnya, fasilitasi dari pemerintah di tingkat pusat sudah sangat baik, namun peran pemerintah daerah diharapkan dapat lebih optimal lagi agar pembinaan lebih merata.

Meski begitu, Rima mengakui, masih ada beberapa daerah yang belum memberikan perhatian maksimal terhadap pencarian bibit-bibit unggul atlet disabilitas, baik dalam bentuk pelatihan maupun dukungan fasilitas.

“Ada daerah yang mengirimkan atletnya dengan latihan minim, mungkin hanya sekitar satu minggu sebelumnya. Bahkan ada juga yang mengirimkan tanpa ada latihan sama sekali,” tambahnya.

Lebih jauh ia bercerita, sejak Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2011, perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap olahraga disabilitas semakin meningkat. 

Bahkan, profesi atlet disabilitas kini mulai dipandang sebagai profesi yang menjanjikan, terutama setelah pemerintah memberikan penghargaan yang tinggi kepada mereka.

“Contohnya, Leani Ratri Oktila, atlet bulu tangkis yang menerima penghargaan tertinggi dalam sejarah olahraga Indonesia,” imbuh dia.

NPC Indonesia sendiri, lanjut Rima, tengah berusaha membangun ekosistem yang mendukung para atlet disabilitas, mulai dari identifikasi bakat, pembinaan, hingga pengembangan fasilitas.

Tidak hanya menjadi ajang seleksi, Peparnas 2024 juga diharapkan menjadi tempat bagi banyak atlet untuk memecahkan rekor-rekor nasional yang telah lama bertahan. 

Exit mobile version