GENTENG-Semakin mendekati perayaan tahun baru, pedagang musiman terompet mulai terlihat di Kota Genteng. Hingga kemarin (21/12), para penjual itu masih didominasi oleh warga sekitar Kecamatan Genteng. Salah satu penjual terompet, Nurjana, 26, asal Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng yang membuka lapak di depan masjid Jami Baiturohman, Genteng, itu mengaku baru berjualan sekitar 10 hari.
“Yang beli belum banyak,” katanya. Untuk jenis terompet yang dia jual, Nurjanah memiliki dua jenis, yaitu terompet berbahan plastik dan yang terbuat dari kertas. Terompet plastik ternyata lebih laku di pasaran dengan harga Rp 12.500 per terompet dan Rp 5.000 per terompet untuk yang kertas.
“Banyak yang beli dari plastic,” ujarnya. Penjualan terompet itu, terang dia, biasanya puncak pembelian terjadi mulai empat hari sebelum malam pergantian tahun. “Setelah perayaan Natal, bisanya yang membeli terompet nitu ramai,” terangnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Pedagang terompet lainnya, Imik, 47, yang jualan di Jalan Gajah Mada, Genteng, mengatakan sudah berjualan terompet sejak beberapa hari lalu. Saat ini, yang dikhawatirkan adalah cuaca yang sering turun hujan. “Bahan terompet ada yang dari kertas, kalau terkena hujan kan rusak,” ungkap warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng.
Terompet yang di jual ini, terang dia, didatangkan dari perajin yang ada di Jawa Tengah. Langkah ini dipilih karena lebih praktis dan mudah. “Saya ambil dari pedagang di Jawa Tengah,” cetusnya. Saat ini animo warga yang akan membeli terompet belum bisa diprediksi. Pedagang dari luar kota, juga mulai persiapan untuk jualan. “Kami kawatir kalau hujan terus, terompet bisa rusak dan tidak laku,” katanya. (radar)