Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Mereka yang Berada di Garis Kemiskinan Banyuwangi…

mereka-yang-berada-di-garis-kemiskinan-banyuwangi…
Mereka yang Berada di Garis Kemiskinan Banyuwangi…
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Kemiskinan ekstrem di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menurun signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2024, angka kemiskinan ekstrem di Banyuwangi sebesar 0,29 persen. Angka itu lebih rendah dibanding dua tahun sebelumnya, yakni 0.43 persen pada 2023 dan 0,99 persen pada 2024.

Selain itu, angka kemiskinan ekstrem di Banyuwangi juga lebih rendah dibanding nasional maupun Provinsi Jatim.

Pada 2024, kemiskinan ekstrem di tingkat nasional sebesar 0,83 persen, sementara tingkat provinsi sebesar 0,66 persen.

Baca juga: Pemkab Banyuwangi Nonaktifkan Guru SD yang Bobol dan Jual Data ASN di Breachforums

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Banyuwangi juga mengalami penurunan dari 7,51 persen pada bulan Maret 2022 menjadi sebesar 7,34 persen pada bulan Maret 2023.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi kemiskinan, di antaranya melalui bantuan sosial, subsisdi tepat sasaran, program pemberdayaan, kewirausahaan, pendidikan, perbaikan RTLH, kawasan lingkungan, dan sanitasi.

Baca juga: Tekan Pernikahan Dini, Pemkab Banyuwangi Perketat Dispensasi Nikah

Salah satu warga miskin yang ada di Banyuwangi adalah Julaikah (75) yang tinggal di Dusun Patoman Timur, Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari.

Sejak sang anak meninggal sekitar tahun 2018, Julaikah tinggal sendiri di rumah sangat sederhana yang dibangun di atas tanah milik keluarganya.

Untuk kebutuhan sanitasi, Julaikah menggunakan kamar mandi bersama dengan kerabatnya yang tinggal bersebelahan.

“Punya cucu, tapi tinggal di Bali. Jadi di sini bersama kerabatnya,” kata Sanali, Kepala Dusun Patoman Timur pada Jumat (27/9/2024).

Untuk kebutuhan makanan seharu-hari, Julaikah mendapatkan rantang kasih yakni program pemberian makanan siap saji bergizi kepada lansia yang tinggal seorang diri.

Hingga Juli 20204, program yang sudah ada sejak tahun 2007 ini telah menyasar lebih dari 3.000 lansia sebatang kara di Banyuwangi.

“Jadi setiap hari, mbah Julaikah mendapatkan program rantang kasih. Dulu dua kali pengiriman dan sekarang dijadikan satu pengiriman, tapi untuk dua kali makan,” kata Sanali.

Program rantang kasih ini memperdayakan warung-warung yang ada di sekitar desa.

“Untuk di Dusun Patoman Timur ini ada sekirar 10 orang yang mendapatkan program rantang kasih,” kata dia.

Tak hanya program rantang kasih, Julaikah juga mendapatkan bantuan lain.

“Memang sempat tidak dapat bantuan karena ada masalah urusan administrasi yaitu satu KTP dua nama yang berbeda. Terus desa sudah mengurusinya saat anak mbah Julaikah meninggal dunia karena sakit sebelum Covid-19,” kata Sanali.


Page 2

Selain rantang kasih, salah satu program lain untuk mengentaskan kemiskinan adalah program Kanggo Riko yang dalam bahasa Indonesia berarti “untuk anda”.

Program Kanggo Riko telah dirintis sejak tahun 2018 dan terus diperluas sasarannya. Pada tahun 2024, program ini akan diberikan kepada 1.890 rumah tangga miskin (RTM) di seluruh Kabupaten Banyuwangi.

Penerima program ini akan mendapatkan modal Rp 2,5 juta dalam bentuk produk untuk mengembangkan usaha rumahannya.

Seperti yang dilakukan Fauzi (40) dan istrinya, Aliyah yang tinggal di Kecamatan Kabat, Banyuwangi.

Sehari-hari, Fauzi berjualan cilok bakar berkeliling. Ia kemudian mendapatkan bantuan program Kanggo Riko dalam bentuk barang yakni kompor, chooper, payung untuk motor dan beberapa alat lainnya.

“Dulu cuma punya satu kompor, sekarang ada dua. Alhamdulillah istri juga jualan es keliling bareng,” kata Fauzi saat ditemui di rumahnya.

Baca juga: Provinsi Banten Masuk Kategori Daerah Berkinerja Baik dalam Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2024

Selain itu, Fauzi yang awalnya hanya berjualan satu jenis camilan, kini dikembangkan menjadi lima jenis camilan.

“Namanya berdagang hasilnya naik turun, tapi sekarang bisa menabung,” kata Fauzi.

Hal senada juga diungkapkan Aliyah. Ia mengaku bisa menabung sejak mendapatkan program Kanggo Riko.

“Yang dijual kan semakin beragam. Uangnya ditabung sudah bisa buat pasang listri dan juga pasang pompa air. Ini inginnya punya tempat sendiri biar enggak keliling ke mana-mana lagi,” kata Aliyah.

Mulai tahun 2024, para penerima program Kanggo Riko termasuk Fauzi dan Aliyah juga mendapatkan bantuan premi jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan selama 6 bulan. Mereka didaftarkan untuk program jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja.

“Kami nanti disarankan untuk membayar sendiri setelah enam bulan,” kata dia.

 

Page 3

Selain itu untuk menekan angka kemisikinan warga juga bisa mengakses modal yang diberikan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dalam bentuk Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Seperti yang dilakukan oleh para ibu di Dusun Telemungsari, Desa Telemung, Kecematan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, yang berbetasan dengan hutan.

Para ibu yang berasal dari satu RT yang sama itu mendapat bantuan modal dari Rp 2,5 juta hingga 10 juta.

Program Mekaar PNM adalah program pembinaan khusus untuk ibu-ibu prasejahtera produktif non-bankable yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha dengan memperoleh akses pendanaan lebih mudah dibanding mengajukan pinjaman ke bank.

Seperti yang diceritakan oleh Jumariyah (41), warga Dusun Telemungsari. Sehari-hari Jumariyah berjulana gorengan di kawasan wisata Gunung Ijen.

Menurut Jumariyah, bantuan modal tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha jualan gorengan dan merawat kambing.

Baca juga: Ipuk Cuti Kampanye Pilkada, Plt Bupati Banyuwangi Diisi Wabup Sugirah

“Saya dapat pinjaman Rp 9 juta dan cicilannya Rp 242.000 setiap dua minggu sekali. Dulu sempat ada pinjaman Rp 2,5 juta dan sudah lunas,” kata dia.

Setiap hari, Jumariyah akan berangkat jam 22.000 WIB dan tiba di kawasan Gunung Ijen pada tengah malam.

Warung miliknya buka mulai tengah malam karena melayani para pendaki Gunung Ijen yang mulai mendaki pada pukul 02.00 WIB.

“Nanti pulangnya sore dan sampai rumah ngurus dua sapi sama 10 kambing,” kata Jumariyah.

Hal senada juga diceritakan Sukarsih (38). Selama ini ia mengandalkan penghasilan sang suami yang bekerja mencari getah di hutan pinus.

“Sekarang saya punya 5 kambing dan 3 sapi bisa dijual untuk biaya sekolah anak saya yang sekarang sudah SMA. Yang penting adalah pendidikan untuk anak-anak,” kata dia.

 

Page 4

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta menjelaskan bahwa angka kemiskinan ekstrem di Banyuwangi juga lebih rendah dibanding nasional maupun Provinsi Jatim.

“Ini menunjukkan ada kolaborasi dan sinergi, serta konvergensi program antara pemerintah kabupaten dan seluruh stakeholder,” kata Arif, dalam Diskusi Media Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem yang digelar PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Banyuwangi, Jumat (27/9/2024).

Arif juga turut meninjau beberapa program pemberdayaan ekonomi kerakyataan para pelaku UMKM mitra PNM di Banyuwangi. Dalam program-program tersebut, kolaborasi antara pemerintah daerah dan BUMN tersebut terlihat dalam upaya penanganan kemiskinan ekstrem.

Pada salah satu sasaran program, Pemkab Banyuwangi memberi pelindungan sosial kepada warga melalui program Rantang Kasih, yakni pemberian makanan siap saji bergizi kepada lansia setiap sehari. Di sisi lain, PNM memperkuat program tersebut dengan pemberdayaan-pemberdayaan.

“Dari pemerintah daerah, fokus utamanya pada perlindungan sosial dalam rangka mengurangi beban pengeluaran dari kelompok miskin. Sementara dari BUMN, fokusnya selain dari CSR dan bantuan sosial, juga pemberdayaan untuk peningkatan pendapatan,” sambungnya.

Baca juga: Kecelakaan di Banyuwangi Tewaskan 4 Orang, Murdopo Kehilangan Sosok yang Dihormati

Kolaborasi tersebut semakin lengkap sebab bukan hanya pemerintah darah dan perusahaan saja yang bergerak. Tapi juga termasuk lembaga-lembaga filantropi yang juga turut berperan. Dalam program Rantang Kasih, misalnya. Selain APBD Banyuwangi dan Alokasi Dana Desa, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga turut andil dalam pemberian bantuan itu.

“Lembaga filantropi melengkapi dana daerah yang tidak cukup karena target sasaran lebih besar dari anggaran yang ada,” sambung Arif.

Dengan kerja sama seluruh pihak di Banyuwangi, Arif berharap kemiskinan ekstrem bisa terus ditekan hingga nol. Ia juga berharap program-program yang telah jalan bakal berkelanjutan.

“Target ke depannya bukan lagi hanya menghapuskan kemiskinan ekstrem, tapi juga menaikkan kelompok miskin menjadi menengah, kelompok menengah tetap stabil dan bahkan lebih sejahtera,” sambungnya.

Plt Bupati Banyuwangi Sugirah menjelaskan, berbagai program penghapusan kemiskinan ekstrem di Banyuwangi terus digenjol dalam empat tahun terakhir. Hasil yang ada saat ini, kata dia, merupakan kolaborasi berbagai pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version