Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menolak Lupa, Mahasiswa Ibrahimy Genteng Banyuwangi Gelar Aksi Demo: Tuntut Usut Pelanggaran HAM

menolak-lupa,-mahasiswa-ibrahimy-genteng-banyuwangi-gelar-aksi-demo:-tuntut-usut-pelanggaran-ham
Menolak Lupa, Mahasiswa Ibrahimy Genteng Banyuwangi Gelar Aksi Demo: Tuntut Usut Pelanggaran HAM
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Radarbanyuwangi.id – Puluhan mahasiswa IAI Ibrahimy Genteng menggelar aksi dengan menuntut pemerintah mengusut kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, Rabu (4/7). Mereka juga meminta kejelasan korban kekerasan yang hilang.

Aksi mahasiswa yang berlangsung mulai pukul 14.30 itu, menampilkan orasi, teaterikal, dan pembacaan puisi. Sejumlah mahasiswa bergantian berorasi dan membaca puisi.

“Kami menolak lupa atas kasus pelanggaran HAM yang telah terjadi, mahasiswa ujung tombak penerus bangsa,” ujar koordinatoir lapangan (Korlap) aksi, Dwi Afif Adam.

Aksi para mahasiswa ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai organisasi mahasiswa, termasuk PK IPNU Ibrahimy, PMII Ibrahimy, dan beberapa organisasi mahasiswa intra kampus (OMIK). “Kami menuntut pemerintah tegas dalam menyelesaikan kasus HAM dari masa Orde Baru hingga sekarang,” tuntutnya.

Dalam aksi itu, mahasiswa membawa poster yang bertuliskan berbagai protes dan dukungan kepada para korban. Mereka menuntut kejelasan tentang nasib para korban pelanggaran HAM yang belum terungkap. “Kami inginkan adanya kejelasan korban yang hilang atau keberadaan korban tersebut,” cetusnya.

rei-Mahasiswa-IAI-Ibrahimi-Gelar-Aksi-Da

ORASI: Mahasiswa menggelar aksi damai di dapan pintu gerbang kampus IAI Ibrahimy di Jalan KH Hasyim Asyary Genteng Kamis (4/7). (Gareta)

Dalam aksimnya itu, para mahasiswa juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti, Mengheningkan Cipta, Darah Juang, dan Buruh Tani. Kami mengingatkan kepada semuanya untuk tidak lupa kasus pelanggaran HAM dan penculikan,” cetusnya.

Para mahasiswa meminta dukungan dari pihak kampus untuk membantu menyuarakan hak asasi manusia. Mereka berharap, kampus memberikan dukungan moral dan fasilitasi dalam aksi-aksi semacam ini. “Kami meminta dukungan kampus dalam menyuarakan HAM,” ujarnya.

Mahasiswa juga menyuarakan keprihatinan tentang sejumlah kasus terkenal seperti penembakan misterius (Petrus), tragedi Kanjuruhan, Semanggi 1 dan 2, Trisakti, tewasnya pejuang buruh Marsinah dan Munir, serta hilangnya aktivis seperti Wiji Thukul. “Kasus-kasus ini masih menjadi teka-teki yang membutuhkan penyelesaian,” tambahnya.

Aksi damai itu tidak hanya untuk mengenang para korban pelanggaran HAM, tetapi juga untuk mengingatkan pemerintah tentang tanggung jawabnya dalam menyelesaikan kasus-kasus HAM. “Kami inginkan tindakan nyata dari pemerintah,” tuntutnya.(rei/abi)