Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Melihat Potensi Pisang Cavendish Banyuwangi

melihat-potensi-pisang-cavendish-banyuwangi
Melihat Potensi Pisang Cavendish Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Pisang cavendish merupakan komoditas buah tropis yang sangat populer. Jenis pisang ini memiliki harga yang relatif stabil dan banyak diminati pasar.

Pisang dengan nama lain ambon putih itu kini sedang dipacu produksi pertaniannya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Pengembangan buah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani hortikultura di Banyuwangi.

Baca juga: Pelaku Curanmor di Bogor Ditangkap Saat Rencanakan Aksinya di Bawah Pohon Pisang

Salah satu sentra pisang cavendish di Banyuwangi terletak di Kecamatan Cluring. Saat ini, luasan tanaman pisang Cavendish mencapai 10 hektar.

Salah satu petani cavendish di Desa Cluring, Sunarto mengembangkan pisang cavendish jenis grand nine (G9).

“Karakteristik G9 ini memiliki ukuran buah lebih besar, tekstur daging buah yang lembut, serta rasa manis asam,” kata Sunarto, Kamis (4/7/2024).

Baca juga: Kronologi Pria di Probolinggo Bunuh Tetangga karena Dituduh Mencuri Pisang Setandan

Sunarto menceritakan, awalnya dia merupakan petani cabai. Namun, sejak lima tahun lalu, dia beralih menjadi petani pisang cavendish karena dinilai lebih menguntungkan.

Selain harganya lebih stabil, perawatannya tidak rumit. Biaya operasionalnya pun juga terbilang lebih murah.

“Permintaan pisang cavendish sangat tinggi, sehingga prospek ke depan lebih menjanjikan. Kita tidak kerepotan mencari pasar karena buah ini sangat diminati,” ungkap Sunarto.

Menurut Sunarto, menanam pisang cavendish memerlukan keuletan dan ketelatenan. Pemilihan bibit yang unggul, proses penanaman, cara perawatan, hingga penanganan pasca-panen sangat menentukan kualitas buah yang dihasilkan.

“Rata-rata satu pohon mampu memproduksi pisang cavendish seberat 20 kilogram,” ujar Sunarto.

Hasil panennya ini akan langsung diambil oleh pengepul, untuk diproses dan dipasarkan ke sejumlah supermarket di wilayah Surabaya, Bali, dan beberapa kota besar lainnya.

“Harga dari kami RP 6.000 per kilogram. Jadi kalau di rata-rata per pohon bisa menghasilkan Rp 120.000,” jelasnya.

Sunarto sendiri menanam 500 pohon cavendish di lahannya. Kalau di rata-rata produksinya bisa mencapai 1 ton dengan omset mencapai Rp 60 juta dalam satu musim tanam.

“Alhamdulillah, terus kami syukuri,” tandas Sunarto.

 

Page 2

Exit mobile version