Tabanan, Jurnalnews – Tidak pernah dibayangkan oleh siapapun jika sudah saat tiba masanya ajal menjemput, kapan, dimanapun saat apapun maka semua tanpa terkecuali bisa menghindar/ menolaknya. Hal ini dialami oleh warga asal Desa Sembulung Kecamatan Cluring Kab. Banyuwangi yang berdomisili di Munggu, Mengwi, kab. Badung Bali.
Saat kesehatan kurang baik dan kondisi tubuh sedang droup maka seyognya istirahat juga asupan gizi dan vitamin perlu diperhatikan. Karena dianggap sepele, mungkin dirasa hanya sesak asma biasa yang dirasakan oleh ibu Yuliatin (45 th).
Ibu dari 2 anak yang kedua putra putrinya semuanya tinggal di Kalimantan dan Banyuwangi ini yang memutuskan merantau ke Bali sendirian tanpa suami dan keluarga selama kurang lebih 4 th menjadi pekerja serabutan untuk menghidupi dirinya dengan tinggal disebuah rumah kos-kosan .
Hubungan pertemanan dengan sesama perantau di Bali memang cukup solid.
Saat merasa sesak napas dibantu oleh teman dan tetangganya dibawalah ke Puskesmas di Tombak Bayuh. Namun dalam perjalanan ke puskesmas tersebut rupanya takdir berkehendak lain ibu Yuli yang didampingi para tetangga kost diangkut dalam kendaraan pick- up yang memang adanya cuma itu menghembuskan nafas terakhirnya, Rabu (03/01/24)
Salah satu jamaah yang juga walisantri dari TPQ Kampung Santri Bali ibu Sazga menghubungi Ustazd Widodo dan Ustadzah Yuni selaku pengasuh KSB, meminta bantuan juga solusi terkait nasib jenazah Ibu Yuli yang sudah diperiksa team dokter di Puskesmas Tumbak Bayu dinyatakan meninggal akibat terjadinya sesak napas yang akut dan menyebabkan kematiannya.
Setelah berkoordinasi dengan Team LAZISMU DENPASAR bapak Son Haji,maka dikirimkan Ambulance LAZISMU DENPASAR tanpa banyak prosedur, yang sangat memudahkan bagi kaum duafa serta urusan kifayahpun lancar.
Mengisi data sebagai persyaratan peminta bantuan kepada LAZISMU DENPASAR,TPQ Kampung Santri Bali merasa sangat berterimakasih karena dapat menjadi bagian dari pelayanan umat. Dengan 1 unit Ambulance LAZISMU DENPASAR, satu driver asal desa Cantuk Banyuwangi, asisten pendamping / bpk Son Haji, dan Ustazd Widodo juga Ustazdah Yuni mengawal jenazah dari Bali ke Banyuwangi, Rabu 03-01-2024 jam 22.30 WITA- Kamis, 04-01-2024 jam 02.30 WIB tiba di Sembulung, Cluring, Banyuwangi yang sudah ditunggu oleh seluruh keluarganya.
Setelah menyerahkan jenazah kepada suaminya bapak Giman, dan bermusyawarah dengan keluarga besarnya tentang keadaan almarhum selama di Bali, juga menyerahkan surat keterangan kematian dari dokter puskesmas, dompet bu Yuli, KTP dan handphonnya kepada suaminya, maka team kemanusiaan kolaborasi TPQ Kampung Santri Bali dengan LAZISMU DENPASAR berpamitan kembali lagi pulang ke Bali. Sebelumnya team sempat Istirahat makan di Pasar Rogojampi warung lalapan mbak Ruly ayam dan bebek goreng serta segelas teh hangat jadi penambah tenaga team berempat.
Sholat subuh di masjid Dahlan Banyuwangi sekaligus markas LAZISMU BANYUWANGI pun sempat dilihat oleh team Kemanusiaan Bali.
Melanjutkan perjalanan menyeberangi lautan selat Bali jam 06.00 WIB.
Tiba di TPQ Kampung Santri Bali tepat jam 11.00 WITA, ditutup dengan makan siang menu ACK didepan TPQ KSB, maka selesailah tugas team kemanusiaan Ambulance LAZISMU DENPASAR yang rupanya akan meneruskan visi selanjutnya ( dapat instruksi ada calon jenazah dari Rs. Sanglah dibawa ke Lombok).
Terimakasih atas kerjasamanya dalam membantu umat, khususnya kaum duafa dan perantau yang serba minim dan berkekurangan dalam segalanya, sangat merasa tertolong disaat yang tepat.
Semoga semua relawan pejuang kemanusiaan selalu dilindungj diberi kemudahan ditambahkan kekuatan dan dijagakan kesehatannya oleh
Allah SWT.
( Ambarwati Soenarko/ JN).
