Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kesiapan Dosen dalam Bela Negara

kesiapan-dosen-dalam-bela-negara
Kesiapan Dosen dalam Bela Negara
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Jurnalnews – Harrys Samosir., M.Sc (Tenaga Pengajar Program Studi Fisika, Jurusan Sains Teknologi Pangan dan Kemaritiman, Institut Teknologi Kalimantan/ Peserta Pelatihan Dasar CPNS LAN RI Angkatan III Puslitbang KOOD Samarinda). Menurutnya Bela negara merupakan amanat konstitusi yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 3, yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Peran ini tidak hanya menjadi kewajiban dari aparat militer dan pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk dosen Dosen, sebagai pengajar, pendidik, dan intelektual, memiliki posisi strategis dalam mendukung upaya bela negara, baik melalui pendidikan formal maupun dalam peran sosialnya di masyarakat. Namun, tantangan utama yang dihadapi dosen dalam bela negara saat ini adalah bagaimana mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman yang tidak lagi hanya bersifat konvensional, tetapi juga bersifat asimetris, seperti ancaman ideologi, sosial budaya, hingga ancaman, Senin (23/9/24).

Menurut Harrys Samosir, mengatakan “Sebagai pendidik, dosen memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada mahasiswa. Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, tantangan bela negara semakin kompleks. Dosen tidak hanya berperan dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membentuk karakter, mentalitas, dan jiwa kebangsaan mahasiswa, ” Ungkapnya.

Ia menambahkan, Beberapa peran dosen dalam bela negara meliputi: Pertama, Pendidikan Karakter dan Nilai Kebangsaan. Dosen harus mampu menyampaikan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika kepada mahasiswa. Pengajaran yang efektif tentang sejarah, budaya, dan ideologi negara merupakan langkah strategis dalam membangun karakter kebangsaan mahasiswa. Pendidikan karakter ini menjadi pondasi untuk menciptakan generasi muda yang cinta tanah air, memiliki integritas tinggi, serta mampu mempertahankan kedaulatan bangsa baik secara fisik maupun dalam konteks social. Kedua, Penyampaian Pemahaman Ideologi yang Kuat. Ancaman ideologis seringkali datang dalam bentuk radikalisme, ekstremisme, dan intoleransi. Dosen, dengan pengetahuan dan wawasan luas, harus menjadi garda terdepan dalam menangkal ideologi-ideologi yang berpotensi merusak integrasi bangsa. Hal ini bisa dilakukan melalui diskusi-diskusi ilmiah, seminar, dan pengajaran di dalam kelas yang menanamkan pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa yang harus dipertahankan.
Ketiga, Penguatan Literasi Digital. Di era teknologi informasi, ancaman terhadap negara juga datang dari dunia maya. Hoaks, berita palsu, dan propaganda digital bisa melemahkan persatuan bangsa jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, dosen perlu meningkatkan literasi digital di kalangan mahasiswa, mengajarkan cara mengakses, memverifikasi, dan menyebarkan informasi dengan benar. Literasi digital yang kuat akan menciptakan masyarakat yang lebih kritis dan tahan terhadap disinformasi. Keempat: Pendidikan Kewarganegaraan yang Aplikatif . Dalam upaya bela negara, pendidikan kewarganegaraan memiliki peran kunci.

Dosen perlu memastikan bahwa materi-materi kewarganegaraan yang diajarkan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif. Dosen bisa mengajarkan cara-cara praktis bagi mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas bela negara, seperti ikut serta dalam organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang sosial dan kebangsaan, serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Kelima, Menjadi Teladan dalam Bela Negara. Selain mengajar, dosen juga harus menjadi contoh yang baik dalam melaksanakan bela negara. Sikap dan perilaku dosen dalam kehidupan sehari-hari, baik di kampus maupun di luar kampus, harus mencerminkan semangat nasionalisme dan patriotisme. “Dengan menjadi teladan, dosen dapat menginspirasi mahasiswa untuk ikut serta dalam berbagai upaya menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa” Tambah Harrys Samosir.

Selain itu, Harrys Samosir mengatakan Tantangan yang Dihadapi Dosen dalam Bela Negara. Meskipun dosen memiliki peran penting dalam bela negara, ada beberapa tantangan yang dapat menghambat mereka dalam menjalankan tugas tersebut, antara lain:
Pertama, Kurangnya Pemahaman tentang Bela Negara . Tidak semua dosen memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep bela negara, terutama dalam konteks non-militer. Banyak dosen yang menganggap bela negara hanya sebatas tugas militer atau pertahanan fisik. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk memberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai konsep bela negara yang lebih luas, mencakup bidang ideologi, sosial budaya, dan teknologi, Kedua, Minimnya Sumber Daya untuk Mengintegrasikan Pendidikan Bela Negara. Di banyak perguruan tinggi, kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan bela negara masih minim. Kebanyakan materi tentang bela negara hanya terbatas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga tidak tersentuh dalam mata kuliah lain. Dosen membutuhkan sumber daya dan dukungan dari pihak institusi untuk dapat mengembangkan dan mengintegrasikan materi bela negara ke dalam berbagai mata kuliah, terutama yang terkait dengan ideologi, teknologi, dan sosial budaya Ketiga, Pengaruh Globalisasi dan Digitalisasi. Globalisasi dan digitalisasi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.

Di satu sisi, perkembangan teknologi memberikan banyak kemudahan, tetapi di sisi lain, hal ini juga membawa ancaman terhadap identitas dan kedaulatan bangsa. Banyak mahasiswa yang lebih terpengaruh oleh budaya luar dan kurang memiliki rasa cinta tanah air. Tantangan bagi dosen adalah bagaimana menyampaikan pentingnya bela negara dalam konteks globalisasi tanpa terlihat membatasi kebebasan dan kemajuan teknologi., dan Keempat, Kurangnya Literasi Digital pada Dosen Sebagian dosen masih memiliki keterbatasan dalam memahami dan menggunakan teknologi informasi, sehingga sulit untuk menghadapi ancaman yang muncul dari dunia digital. Literasi digital dosen perlu ditingkatkan agar mereka mampu mendidik mahasiswa untuk menghadapi tantangan era digital, serta berperan dalam mempertahankan kedaulatan negara di dunia maya.

Menurut Harrys Samosir, ada Hal-hal yang Perlu Dilakukan oleh Dosen untuk Meningkatkan Kesiapan Bela Negara. Untuk meningkatkan kesiapan dalam bela negara, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh dosen, antara lain:1). Meningkatkan Pemahaman tentang Konsep Bela Negara Dosen perlu memperdalam pemahaman mereka tentang konsep bela negara yang lebih luas, meliputi aspek ideologis, sosial budaya, ekonomi, dan teknologi. Pemahaman ini bisa diperoleh melalui pelatihan, seminar, dan literatur yang membahas konsep-konsep modern bela negara. Pemerintah dan institusi pendidikan juga perlu memberikan sosialisasi mengenai hal ini. 2). Integrasi Bela Negara dalam Kurikulum Dosen dapat berperan aktif dalam mengusulkan dan mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan bela negara ke dalam berbagai mata kuliah. Misalnya, dalam mata kuliah teknologi informasi, dosen bisa mengajarkan etika penggunaan internet dan cara menangkal ancaman digital. Dalam mata kuliah sosiologi, dosen bisa mengajarkan pentingnya menjaga identitas kebangsaan di tengah arus globalisasi. 3). Pelatihan Literasi Digital Literasi digital menjadi hal yang sangat penting di era informasi ini. Dosen perlu mengikuti pelatihan literasi digital agar mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan mengajarkan hal yang sama kepada mahasiswa. Dengan literasi digital yang baik, dosen dapat membantu mahasiswa memahami ancaman digital, seperti hoaks, propaganda, dan cyber attack, serta cara menghadapinya. 4), Penyampaian Nilai-Nilai Nasionalisme secara Relevan Dosen perlu menyampaikan nilai-nilai nasionalisme secara relevan dan menarik bagi generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan isu-isu yang dihadapi oleh mahasiswa, seperti perubahan iklim, ekonomi digital, dan hak asasi manusia. Dengan demikian, mahasiswa dapat melihat bahwa bela negara bukan hanya soal pertahanan fisik, tetapi juga tentang menjaga kepentingan nasional di berbagai bidang. Dan 5). Meningkatkan Partisipasi dalam Kegiatan Sosial dan Kebangsaan Dosen harus terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang mendukung bela negara, baik di dalam maupun di luar kampus. Misalnya, dosen dapat ikut serta dalam kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya persatuan. (Miska).