Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Imbas Pelebaran JLB Genteng-Gambiran Banyuwangi, Pedagang Sekitar Akses Jalan ‘Dipaksa” Mundur 4 Meter: Ternyata Bikin Senang, Ini Penyebabnya

imbas-pelebaran-jlb-genteng-gambiran-banyuwangi,-pedagang-sekitar-akses-jalan-‘dipaksa”-mundur-4-meter:-ternyata-bikin-senang,-ini-penyebabnya
Imbas Pelebaran JLB Genteng-Gambiran Banyuwangi, Pedagang Sekitar Akses Jalan ‘Dipaksa” Mundur 4 Meter: Ternyata Bikin Senang, Ini Penyebabnya
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Radarbanyuwangi.id – Pelebaran Jalan Lingkar Barat (JLB) jurusan Desa Setail, Kecamatan Genteng – Desa/Kecamatan Gambiran, sudah mulai dikerjakan, Jumat (28/6). Jalan yang diperlebar, membuat warung dadakan di pinggir jalan beton itu harus siap-siap mundur hingga beberapa meter.

Warung yang harus mundur itu milik Siti Juwariyah, 51, asal Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari. Meski warungnya harus dibongkar, tapi proyek JLB memberikan dampak positif. “Warung harus mundur, tapi jalan jadi ramai dan menambah pendapatan karena jadi ramai,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Juwairiyah yang sebelumnya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa, kini mampu memiliki pemasukan ekonomi dari hasil berjualan.

Bahkan, dalam sehari mampu menghasilkan uang ratusan ribu rupiah. “Alhamdulillah, selama satu tahun membuka warung di sini, dapat pemasukan lumayan,” katanya.

Meski hanya warung sederhana yang terbuat dari bambu dengan penutup dari banne, Juwariyah menjadi satu-satunya warung yang buka di sana.

Bahkan, tidak sedikit pengendara yang melewati JLB memilih untuk berhenti dan makan di warungnya itu. “Saya senang sudah bisa membuka warung di sini, meski ada pelebaran jalan dan saya harus membongkar warung tidak masalah. Karena memang bukan tanah saya,” ucapnya.

Juwariyah mengaku telah mendapat informasi dari petugas pelebaran jalan untuk memundurkan warungnya. Ia diberi waktu selama 15 hari untuk proses pemindahan itu.

“Sekarang sudah ada beberapa tanah untuk ditimbun, tanah yang akan dipakai warung masih berair dan belum padat,” katanya seraya menyebut untuk membongkar warungnya membutuhkan biaya sekitar Rp 3 juta,” tandasnya.(rei/abi)

Exit mobile version