SRONO – Hujan yang turun dengan deras di sejumlah wilayah yang ada di Banyuwangi Selatan, membuat tiga desa di wilayah Kecamatan Srono terendam kemarin siang (25/1). Air yang masuk ke perkantoran dan perumahan warga itu, berasal dari saluran irigasi yang meluap.
Tiga desa yang tergenang hingga ketinggian 30 centimeter itu adalah Desa Kebaman, Desa Sukomaju, dan Desa Sukonatar. Gara- gara banjir itu, jalan raya yang ada di tiga desa itu mirip seperti aliran sungai. Itu seperti di depan Kantor Pos Srono, Desa Kebaman.
Di daerah ini air dari saluran di pinggir jalan meluap hingga ke jalan raya. Di tempat itu, saluran terlihat dangkal hingga tidak mampu menampung debit air yang tinggi. Sejumlah pengendara motor yang melintas di jalan raya jurusan Banyuwangi-Jember itu harus bersabar dengan mengu rangi kecepatan kendaraannya.
“Ini sering terjadi, setiap hujan deras ketinggian air bisa mencapai 30 centimeter,” sebut Purwanto, 37, salah seorang warga setempat Menurut Purwanto, sebulan terakhir yang sering turun hujan dengan intensitas tinggi membuat daerahnya sering banjir. Banjir itu, terang dia, terjadi karena saluran drainase yang dangkal dan tertutup beton cor.
“Drainase yang ada hanya di sisi barat, sedang di sisi timur tidak ada,” cetusnya. Banjir yang cukup parah ini juga terlihat di jalan raya Dusun Sukolilo hingga Dusun Kaligoro, Desa Sukomaju, Kecamatan Srono. Di jalan raya sepanjang satu kilometer itu berubah menjadi saluran sungai.
Air dari saluran drainase yang ada di persawahan, meluap hingga ke jalan raya. Ketinggian air di jalan raya mencapai betis orang dewasa. “Kejadian seperti ini sudah lama, setiap turun hujan deras, selalu banjir seperti ini,” ujar Suwarno, 5,0 warga Dusun Sukolilo, Desa Sukomaju.
Luapan air itu, terang dia, karena saluran di persawahan Dusun Kaligoro yang terlalu sempit sehingga tidak mampu menampung debit air. “Karena terlalu tinggi airnya, sampai masuk ke perumahan penduduk,” ungkapnya. Untuk mencegah agar air yang meluap itu tidak masuk ke rumah dan tempat ibadah, warga memasang batang pohon pisang di depan pintu masuk.
“Capek juga, setiap kali banjir selalu seperti ini,” keluh Yanti, 45, warga Dusun Kaligoro, Desa Sukomaju, Kecamatan Srono. Meluapnya air irigasi persawahan itu, diduga karena dua saluran irigasi persawahan bertemu menjadi satu. Parahnya, di tempat bertemunya dua saluran itu terlalu sempit, sehingga tidak mampu menampung debit air.
“Diduga juga mulai banyak bangunan di sekitar persawahan hingga mengganggu aliran irigasi, ” katanya. Meski sudah sering kali banjir, terang dia, hingga kini belum pernah ada upaya perbaikan saluran air. “Kami mohon ini diperhatikan, agar tidak selalu banjir hingga meresahkan warga,” tandasnya. (radar)