The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Tourists Complain about the Prayer Room and Toilet Facilities in Alas Purwo Banyuwangi, This is the response from the Alas Purwo National Park Agency

tourists-complain-of-musala-and-toilet-facilities-in-alas-purwo-banyuwangi,-this is the response from the Alas Purwo National Park Agency
Tourists Complain about the Prayer Room and Toilet Facilities in Alas Purwo Banyuwangi, This is the response from the Alas Purwo National Park Agency
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Radarbanyuwangi.id – Banyuwangi is a favorite choice for tourists to spend their holiday time, termasuk saat musim libur sekolah. Salah satu destinasi yang menjadi jujugan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di wilayah Desa Kalipait, Tegaldlimo . District.

Jumlah wisatawan yang datang saat musim libur sekolah, meningkat dibanding hari biasa. Especially, saat akhir pekan kunjungan wisatawan melonjak drastis.

sadly, itu tidak dibarengi kebersihan dan fasilitas umum yang ada di lokasi wisata tengah hutan Alas purwo itu. “Saya prihatin dengan kebersihan di kawasan TNAP,” cetus Fanisa Wilson, 39, salah seorang wisatawan asal Bali.

Saat berkunjung di tujuan wisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu, Fanisa mengaku salat di musala dan tempatnya sangat kotor. “Toiletnya juga penuh dengan lumut hijau, tampak kotor, seedy, seolah tidak terawat," he said.

Fanisa mengaku sempat merekam menggunakan kamera ponselnya untuk mendokumentasikan fasilitas umum yang tampak kurang mengenakkan itu. “Saya mau bantu kok jika butuh gerakan masa bersih-bersih musala, terlihat tidak ada yang kerja untuk bantu bersih-bersih," he said.

Read Also: Momen Langka di TN Alas Purwo Banyuwangi, Burung Merak Jantan Mekarkan Ekor Saat Musim Kawin Tiba

Agar mendapat perhatian, Fanisa juga menyampaikan keluhannya itu melalui nomor ponsel WhatsApp (WA) operator. Sayangnya juga belum ada respon baik. “Padahal dikelola oleh negara, saya prihatin melihatnya,He said.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tegaldlimo, Balai Taman Nasional Alas Purwo, Noviyani Utami menjelaskan sudah menerima komplain dari wisatawan tersebut. Terkait rekaman video itu, dia mengaku jika itu berada di musala Resort Pancur, TNAP.

“Video pengunjung diambil pada saat proses pembersihan bangunan dan toilet yang rusak di dekat musala masih belum selesai, sehingga kondisi masih belum tertata rapi,the excuse.

Read Also: Pesawat Microlight Trike Milik Balai TN Alas Purwo Banyuwangi: Memudahkan Patroli Udara untuk Pengawasan dan Pengendalian Hutan

Menurut Noviyani, di daerah sekitar musala sering kotor karena di atas musala terdapat pohon yang sering dibuat tempat tidur dan tempat beraktivitas satwa lutung dan kera abu-abu. Satwa yang dilindungi itu, kerap buang kotoran dari atas pohon dan jatuh di sisi selatan musala.

“Aktivitas satwa dilindungi menyebabkan daun dan ranting berjatuhan di sekitar musala, akibatnya musala kerap kotor,He said.

Belum lagi pengunjung yang membawa makanan dan biasa menyimpan makanan di dalam musala, sehingga memancing kera abu-abu masuk ke musala.

Selain di musala, pengunjung biasanya juga makan atau menggelar tikar di bawah musala dan kerap memancing kera abu-abu mendekat . “Pengunjung juga sering memberi makan kera," he said.(yes/no)


Page 2


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Banyuwangi is a favorite choice for tourists to spend their holiday time, termasuk saat musim libur sekolah. Salah satu destinasi yang menjadi jujugan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di wilayah Desa Kalipait, Tegaldlimo . District.

Jumlah wisatawan yang datang saat musim libur sekolah, meningkat dibanding hari biasa. Especially, saat akhir pekan kunjungan wisatawan melonjak drastis.

sadly, itu tidak dibarengi kebersihan dan fasilitas umum yang ada di lokasi wisata tengah hutan Alas purwo itu. “Saya prihatin dengan kebersihan di kawasan TNAP,” cetus Fanisa Wilson, 39, salah seorang wisatawan asal Bali.

Saat berkunjung di tujuan wisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu, Fanisa mengaku salat di musala dan tempatnya sangat kotor. “Toiletnya juga penuh dengan lumut hijau, tampak kotor, seedy, seolah tidak terawat," he said.

Fanisa mengaku sempat merekam menggunakan kamera ponselnya untuk mendokumentasikan fasilitas umum yang tampak kurang mengenakkan itu. “Saya mau bantu kok jika butuh gerakan masa bersih-bersih musala, terlihat tidak ada yang kerja untuk bantu bersih-bersih," he said.

Read Also: Momen Langka di TN Alas Purwo Banyuwangi, Burung Merak Jantan Mekarkan Ekor Saat Musim Kawin Tiba

Agar mendapat perhatian, Fanisa juga menyampaikan keluhannya itu melalui nomor ponsel WhatsApp (WA) operator. Sayangnya juga belum ada respon baik. “Padahal dikelola oleh negara, saya prihatin melihatnya,He said.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tegaldlimo, Balai Taman Nasional Alas Purwo, Noviyani Utami menjelaskan sudah menerima komplain dari wisatawan tersebut. Terkait rekaman video itu, dia mengaku jika itu berada di musala Resort Pancur, TNAP.

“Video pengunjung diambil pada saat proses pembersihan bangunan dan toilet yang rusak di dekat musala masih belum selesai, sehingga kondisi masih belum tertata rapi,the excuse.

Read Also: Pesawat Microlight Trike Milik Balai TN Alas Purwo Banyuwangi: Memudahkan Patroli Udara untuk Pengawasan dan Pengendalian Hutan

Menurut Noviyani, di daerah sekitar musala sering kotor karena di atas musala terdapat pohon yang sering dibuat tempat tidur dan tempat beraktivitas satwa lutung dan kera abu-abu. Satwa yang dilindungi itu, kerap buang kotoran dari atas pohon dan jatuh di sisi selatan musala.

“Aktivitas satwa dilindungi menyebabkan daun dan ranting berjatuhan di sekitar musala, akibatnya musala kerap kotor,He said.

Belum lagi pengunjung yang membawa makanan dan biasa menyimpan makanan di dalam musala, sehingga memancing kera abu-abu masuk ke musala.

Selain di musala, pengunjung biasanya juga makan atau menggelar tikar di bawah musala dan kerap memancing kera abu-abu mendekat . “Pengunjung juga sering memberi makan kera," he said.(yes/no)

Exit mobile version