The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Produces Smells and Many Flies Appear, TPAS Gintangan, Residents Complaints about Banyuwangi – Radar Banyuwangi

cause-smell-and-appear-many-flies,-tpas-tangangan,-banyuwangi-complained-by-residents-–-radar-banyuwangi
Produces Smells and Many Flies Appear, TPAS Gintangan, Residents Complaints about Banyuwangi – Radar Banyuwangi
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

RadarBanyuwangi.id – Landfill (TPAS) in Gintangan Village, Blimbingsari District, residents complained.

The cause, setelah sepekan diguyur hujan, tempat pembuangan sampah tersebut mengeluarkan bau tak sedap dan muncul banyak lalat.

Salah satu pemuda Desa Gintangan, Huda mengaku, sudah hampir setahun lokasi tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah oleh Pemkab Banyuwangi. And, akhir-akhir ini mulai menimbulkan masalah.

”Awalnya tidak menimbulkan bau, sekarang baunya sangat menyengat hidung. Biasanya tidak ada lalat, akhir-akhir ini lalat juga muncul dengan ukuran besar-besar," he complained.

Read Also: Banyuwangi Darurat Sampah Lagi! Tumpukan Sampah Sebabkan Bau di Sejumlah TPS Tak Terangkut

Warga Desa Gintangan lainnya, Dian Efendi menyampaikan, lokasi TPAS di Desa Gintangan terletak di kebun bekas tambang galian C yang lumayan jauh dari perkampungan warga.

However, pengelolaan TPAS tersebut menimbulkan polemik dan gejolak di masyarakat karena menimbulkan bau tak sedap.

”Juga munculnya lalat yang diduga berasal dari lokasi TPAS," he said.

Yang lebih disayangkan, imbuh Dian, meski sudah hampir setahun dijadikan tempat TPAS hingga Pemkab Banyuwangi meraih Plakat dan Piala Adipura, tidak ada sumbangsih apa pun yang diberikan pemerintah kepada Desa Gintangan.

”Jalan desa kami hancur dan rusak parah masih dibiarkan. Desa kami hanya jadi tempat pembuangan, tanpa ada kompensasi apa pun kepada warga desa," he said.

Read Also: Extraordinary! TPS 3R Walling Village Banyuwangi Exports Waste to Austria and Malaysia

Acting Head of the Environmental Service (DLH) Banyuwangi Dwi Handajani mengatakan, lokasi TPAS di Desa Gintangan beroperasi setelah lokasi TPAS Desa Badean, Blimbingsari District, closed.

Tempat yang digunakan di Desa Gintangan merupakan lahan izin sewa sampai lahan penuh dan bisa digunakan kembali untuk pertanian.

”TPAS Desa Gintangan masih dalam penataan, untuk sementara dihentikan sambil menunggu hasil musyawarah dengan warga,” ujar Yani, his familiar greeting.


Page 2

Sampah yang diproses di TPAS Desa Gintangan ini, jelas Yani, berasal dari Kecamatan Banyuwangi, District of Kabat, Rogojampi Kecamatan District, Muncar District, Kalibaru District, and Tile District.

Untuk pengelolaan sampah di TPAS Gintangan, sudah dilakukan sesuai standard operating procedure (SOP) control landfill, yakni sampah datang langsung ditata dan diuruk dengan media tanah kemudian disemprot eco-enzyme.

Read Also: Sitting on the Lesehan at Bunder Banyuwangi, Menko PMK Dialog Bareng Pokdarwis dan Penyuluh Perikanan, Encourage Optimization of Coastal Waste Processing

”Itu untuk mempercepat sampah terurai sehingga tidak bau dan disemprot disinfektan untuk mengendalikan lalat,” jelas Yani.

Terkait keluhan warga, Yani menyebut hal itu disebabkan musim penghujan.

”Mungkin waktu hujan deras, kami tidak bisa menguruk sampah dengan tanah sehingga timbul bau di malam hari, dan besok paginya setelah hujan reda kami uruk dengan tanah dan bau sudah tidak ada,the excuse.

Read Also: Garbage causes water channels in Tapanrejo Village, Banyuwangi to overflow during heavy rain

Yani mengatakan, setiap Ramadan terjadi peningkatan volume sampah di Banyuwangi. Sampai hari ke-20 puasa ini, peningkatan sampah sudah mencapai 50 persen dibanding hari biasa.

”Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, peningkatan volume sampah ini akan terus bertambah, dan naik 100 persen mendekati Lebaran,he explained.

Jika hari biasa, lanjut Yani, volume sampah di Banyuwangi hanya di kisaran 130 tons per day. Saat ini meningkat di angka195 ton per hari.

”Jumlah itu akan meningkat 100 persen saat hari raya Lebaran tiba,"he said. (ddy/abi/c1)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Landfill (TPAS) in Gintangan Village, Blimbingsari District, residents complained.

The cause, setelah sepekan diguyur hujan, tempat pembuangan sampah tersebut mengeluarkan bau tak sedap dan muncul banyak lalat.

Salah satu pemuda Desa Gintangan, Huda mengaku, sudah hampir setahun lokasi tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah oleh Pemkab Banyuwangi. And, akhir-akhir ini mulai menimbulkan masalah.

”Awalnya tidak menimbulkan bau, sekarang baunya sangat menyengat hidung. Biasanya tidak ada lalat, akhir-akhir ini lalat juga muncul dengan ukuran besar-besar," he complained.

Read Also: Banyuwangi Darurat Sampah Lagi! Tumpukan Sampah Sebabkan Bau di Sejumlah TPS Tak Terangkut

Warga Desa Gintangan lainnya, Dian Efendi menyampaikan, lokasi TPAS di Desa Gintangan terletak di kebun bekas tambang galian C yang lumayan jauh dari perkampungan warga.

However, pengelolaan TPAS tersebut menimbulkan polemik dan gejolak di masyarakat karena menimbulkan bau tak sedap.

”Juga munculnya lalat yang diduga berasal dari lokasi TPAS," he said.

Yang lebih disayangkan, imbuh Dian, meski sudah hampir setahun dijadikan tempat TPAS hingga Pemkab Banyuwangi meraih Plakat dan Piala Adipura, tidak ada sumbangsih apa pun yang diberikan pemerintah kepada Desa Gintangan.

”Jalan desa kami hancur dan rusak parah masih dibiarkan. Desa kami hanya jadi tempat pembuangan, tanpa ada kompensasi apa pun kepada warga desa," he said.

Read Also: Extraordinary! TPS 3R Walling Village Banyuwangi Exports Waste to Austria and Malaysia

Acting Head of the Environmental Service (DLH) Banyuwangi Dwi Handajani mengatakan, lokasi TPAS di Desa Gintangan beroperasi setelah lokasi TPAS Desa Badean, Blimbingsari District, closed.

Tempat yang digunakan di Desa Gintangan merupakan lahan izin sewa sampai lahan penuh dan bisa digunakan kembali untuk pertanian.

”TPAS Desa Gintangan masih dalam penataan, untuk sementara dihentikan sambil menunggu hasil musyawarah dengan warga,” ujar Yani, his familiar greeting.