The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Tiada Saksi, Diduga Terpeleset ke Kolam

BERDUKA: Para kerabat berada di samping jenazah Fidi di RSUD Blambangan.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
BERDUKA: Para kerabat berada di samping jenazah Fidi di RSUD Blambangan.

Pengawasan orang tua sangat penting dilakukan demi menjaga keselamatan anak. Terlebih anak yang masih berusia di bawah lima tahun (news). Sedikit saja lengah, bahaya bisa mengancam.
-SIGIT HARIYADI, Banyuwangi-

THAT AFTERNOON, sepasang pria-wanita tampak keluar dari kamar mayat RSUD Blambangan. Di ruangan yang menyerupai lobi tersebut, keduanya berjalan mondar-mandir. Kesedihan terlihat dari raut wajah mereka. A moment later, keduanya kembali masuk ke dalam kamar mayat tersebut.

Di dalam ruangan yang didominasi warna hijau itu, terlihat sesosok balita terbujur kaku di atas meja beton. Sesekali keduanya mengelap air yang masih terus keluar dari mulut dan hidung jenazah bocah tersebut. Bocah malang itu bernama M. Hafid Hafidi, 3, Kramat Neighborhood residents, Kertosari Village, Banyuwangi District.

pasangan yang menunggui itu adalah kakek-neneknya, yakni Subandi, 45, dan Musri, 44. Pasutri itu sangat merasa kehilangan cucu kesayangannya. Fidi, begitu Hafidi karib disapa. Bocah laki-laki yang satu ini ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kolam eks lokasi pembuangan tinja tidak jauh dari kediamannya kemarin siang (9/5).

Orang-orang terdekatnya sama sekali tidak menyangka bocah yang dikenal penurut itu telah pergi untuk selama-lamanya saat usianya masih belia Pagi sebelum kejadian, Fidi keluar rumah bersama kakaknya, M. Fiki Akbar, untuk bermain layang-layang. I don't know how the story, around 10.00 Fiki yang masih tercatat sebagai siswa kelas III SD pulang sendirian.

Pihak keluarga mulai kelabakan saat bertanya kepada Fiki Akbar dan dijawab dia tidak mengetahui keberadaan sang adik. Pencarian pun langsung dilakukan Subandi dan Musri. But honey, setelah berkeliling ke sejumlah tempat yang sering dikunjungi Fidi, mereka tetap tidak menemukan sang cucu. Tidak ingin menyerah, mereka terus berusaha mencari tahu Fidi.

This time, pencarian dibantu kerabat dan sejumlah tetangga. Alangkah terkejutnya Musri saat dia mengarahkan pandangnya ke kolam yang dahulu dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan tinja itu. Dia mendapati sesosok tubuh mengapung di tengah kolam tersebut. Spontan Musri berteriak minta tolong.

Warga yang mendengar teriakan wanita yang satu itu langsung berbondong-bondong menuju kolam tersebut. Like being struck by lightning, Musri langsung shock saat mengetahui bahwa tubuh yang terapung itu adalah cucu kesayangannya. Nahasnya lagi, bungsu dari dua bersaudara putra pasangan Edi Lugito dan Nurhayati tersebut sudah tidak bernyawa. Jasad korban langsung dievakuasi ke RSUD Blambangan.

Subandi mengatakan, sejak pagi sebelum ditemukan, Fidi pergi bermain bersama kakaknya, Fiki. “Saat Fiki pulang, dia malah mengaku tidak tahu keberadaan adiknya, jadi kami langsung melakukan pencarian," he said. Subandi added, setelah sekitar 30 menit melakukan pencarian, akhirnya jasad Fidi ditemukan. “Yang tahu ada tubuh mengambang di kolam hanya satu orang, yakni neneknya,the story.

Confirmed separately, Solekah, 33, bibi korban mengatakan, sehari-hari Fidi tinggal bersama kakek, grandmother, dan ayahnya. Sang ibu, yakni Nurhayadi, sudah sejak sekitar setahun terakhir bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) in Malaysia. “Setelah tahu Fiki Akbar pulang sendirian, kami langsung mencari Fidi. About half an hour later, tubuhnya ditemukan mengambang di kolam,” tuturnya di Mapolsek Blambangan.

Meanwhile, Kanitreskrim Polsek Blambangan, Iptu Edy Purwanto, mewakili Kapolsek AKP Ary Murtini membenarkan kabar peristiwa yang merenggut satu korban jiwa tersebut. “Kami sudah mendatangi TKP (the scene of the incident) dan memintai keterangan sejumlah saksi,” he said. Iptu Edy menjelaskan, saat ditemukan di kolam eks tempat pembuangan tinja yang kini beralih fungsi menjadi kolam ikan tersebut, korban tidak mengenakan celana.

Because of that, muncul dugaan bahwa korban terpeleset saat akan buang air besar. “Pihak keluarga tidak menghendaki jasad korban diotopsi. So, jenazahnya akan kami kembalikan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," he concluded. (radar)