The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Sumur Kering, Warga Desa Kebaman Banyuwangi Antre Ambil Air Bersih

sumur-kering,-warga-desa-kebaman-banyuwangi-antre-ambil-air-bersih
Sumur Kering, Warga Desa Kebaman Banyuwangi Antre Ambil Air Bersih

RadarBanyuwangi.id – Sejumlah warga mengerumuni kran air yang terletak di tepi jalan raya Desa Kebaman, Srono . District, tepatnya depan Mapolsek Srono, yesterday (16/10). Mereka menunggu giliran mengisi air bersih yang dapat diminum langsung tanpa harus dimasak.

Salah satu warga Agus Suliyanto, 42, asal Dusun Jambean, Kebaman Village, Kecamatan Srono mengaku rutin datang ke tempat ini dua kali dalam sepekan. Setiap datang, membawa dua galon untuk diisi air yang akan dipakai keperluan minum di rumah. “Sumur di rumah airnya kotor, tidak layak diminum. Jadi saya mengambil di sini," he said.

According to Agus, air dari sumur bor di pinggir jalan raya sumbangan dari perusahan itu bersih. Air itu dapat diminum secara langsung tanpa dimasak ataupun sterilisasi. “Langsung diminum aman, Anak saya yang masih umur dua tahun juga tidak pilek setelah minum air dari sini. Kalau minum air galon isi ulang malah pilek," he said.

Agus juga meyakini air di kran pinggir jalan raya itu sudah dites di laboratorium. Ia beberapa kali melihat orang yang diperkirakan petugas memeriksa kelayakan air. “Saya beberapa kali melihat orang mengambil sample, bawa mobil dan pakaian rapi. Kalau buat konsumsi tidak mungkin ngambilnya sedikit. Mungkin buat ngecek, kalau jelek pasti sudah disegel. Ternyata tetap tidak ada larangan sampai sekarang,he explained.

Read Also: Giliran Dam Karangdoro Dikeringkan yang Berlangsung Selama 15 Hari dalam Setahun

Air dari kran ini, it's clear, sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Sumber air ini, Agus said, berasal dari sumur di bekas pabrik penggilingan padi yang ada di barat jalan raya. At the moment, Pabrik itu tidak beroperasi dan hanya menjadi gudang. “Ada yang bilang kedalaman sumurnya sampai seratus meter,He said.

It is just, Agus tidak tahu secara pasti siapa pemilik bekas pabrik itu. Clear, Agus said, pemilik pabrik itu yang memasang kran untuk diberikan kepada warga. “Tidak tahu namanya, tidak pernah keluar juga soalnya. Clear, kami sangat berterima kasih kepadanya,” ujar pria berperawakan kurus tersebut.

Meskipun gratis, air kran ini tidak boleh disalahgunakan. Untuk pengambilannya dibatasi. Pagi mulai pukul 05.00 until 11.00, dan sore pukul 15.00 until 17.00. “Selain di jam itu dimatikan dari dalam, dulu pernah disalahgunakan. Pernah ada yang mengambil terlalu banyak dan dijual. Ada juga yang menggunakan untuk cuci truk dan lainnya,” terangnya pada Jawa Pos Radar Tile.

Selain Agus, ada warga lain yang juga rutin mengambil air. Salah satunya Somadi, 63, asal Dusun Cempokosari, Sarimulyo Desa Village, Cluring District. According to him, air di tempat ini tidak pernah kering musim kemrau berkepanjangan dan ramai diambil warga. “Kalau habis subuh, yang antre panjang sekali,” cetus Somadi.

Menurut Somadi, di musim kemarau seperti ini lebih banyak warga yang mengambil air. Mereka itu berasal dari luar Desa Kebaman atau luar Kecamatan Srono. Itu karena banyak sumur warga yang mengalami kekeringan. “Sekarang antrean tambah banyak, dari beberapa desa di Kecamatan Srono dan dari Kecamatan Cluring dan Muncar," he concluded.(cw1/abi)

Exit mobile version