The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Stop TKI ke Timteng Selamanya

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Kejengkelan Pemerintah Republik Indonesia terhadap perlakuan negara di Jazirah Arab kepada para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tampaknya masih belum terturai. Yesterday (28/1), Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, Hanif Dhakiri, mengatakan baru akan menghentikan moratorium pengiriman TKI ke Negara Timur Tengah pada Yaumil Kiyamah (hari kiamat).

Penegasan itu stop pengiriman TKI selamanya itu, disampaikan Menaker Hanif Dhakiri usai melantik para pengurus Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyuwangi di Auditorium Universitas 17 August 1945 Banyuwangi siang kemarin.

Hanif mengatakan, buruknya pelayanan kepada para TKI di beberapa negara Arab yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk tetap melaksanakan moratorium. “Di sana (Middle East), perlindungan untuk TKI tidak jelas, moratorium kita laksanakan ilal yaumil kiyamah,” tegas Hanif.

He also added, Banyuwangi sebagai salah satu daerah pemasok TKI yang cukup besar di Indonesia, diharapkan sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Terutama tentang bahayanya jalur-jalur ilegal. “Masyarakat harus di edukasi bahayanya menjadi TKI non prosedural. Kita juga terus konsolidasikan dengan polisi, immigration, dan TNI. Karena banyakjalur ilegal yang digunakan ini sulit dipantau,he explained.

Hanif mengakui, jika pemerintah RI tidak ingin lagi ada kasus seperti kapal TKI yang karam di perairan Johor, Malaysia. Because of that, he said, dari daerah harus banyak disosialisasikan tentang program-program pemberangkatan TKI yang legal.

“Kita sedang upayakan terus perbaikan tata kelola penempatan TKI. Supaya lebih baik, lebih murah, lebih cepat dan lebih aman,” ujar mantan anggota DPR RI itu. Pemerintah sendiri, kata Hanif, kini sedang mengembangkan beberapa program seperti layanan terpadu satu atap, kemudian desa migran produktif yang dapat memberikan layanan migrasi hingga tingkat desa.

Because of that, dia berharap pemerintah daerah bisa membantu pemerintah pusat untuk ikut menyosialisasikan jalur legal dan mencegah penggunaan jalur ilegal. “Kita juga akan maksimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk membekali calon tenaga kerja, saat ini sedang menunggu Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) nya, setelah itu bisa difungsikan,” ujar mantan ketua PC PMII tersebut. (radar)

Exit mobile version