The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Middle School Students Experience Bullying, Banyuwangi Education Department Opens Voice

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Education
Middle School Students Experience Bullying, Banyuwangi Education Department Opens Voice

Head of Banyuwangi Dispendik, East Java, Suratno. (Photo: Muhammad Nurul Yaqin/Voice of Indonesia)

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id – Dinas Pendidkan (Dispendik) Banyuwangi Regency, East Java, buka suara soal kasus perundungan dan penganiayaan siswa SMP hingga alami retak tulang.

Head of Banyuwangi Dispendik, Suratno, mengaku telah mendengar kabar itu. Ia membenarkan bahwa insiden perundungan tersebut terjadi di SMP Negeri 4 Banyuwangi.

Ia merasa prihatin dengan kasus yang terjadi. Suratno berharap peristiwa tersebut merupakan yang terakhir terjadi di Banyuwangi.

Nevertheless, Dispendik berupaya mengambil langkah strategis pascainsiden tersebut. Pihaknya telah melakukan pembinaan kepada para sekolah.

Kepala sekolah dan para guru dikumpulkan untuk me-review ulang sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.

Kami meminta agar membuat sistem layanan pendidikan yang lebih sensitif, sehingga bisa mendeteksi dini (jika ada masalah) over there,” he told reporters, Monday (16/10/2023).

Dispendik, he said, juga memberi pendampingan kepada korban perundungan dan penganiayaan yang menimpa siswa berinisial R (13).

Pendampingan diberikan agar korban dapat melalui masa trauma, sembuh dari dampak kekerasan yang dialami, dan bisa kembali bersekolah dengan aman.

Sudah kami lakukan pendampingan. Korban sudah kami dampingi agar bisa sampai selesai masa sulitnya,” kata dia.

Soal terduga pelaku, lanjut Suratno, dinas pendidikan juga akan mendampinginya karena berstatus siswa dan berusia di bawah umur. But, proses pendampingan bakal didahului dengan koordinasi dengan penegak hukum.

Untuk terduga pelaku, kami koordinasi dengan aparat penegak hukum, sejauh mana pendampingan bisa kami lakukan. Dinas pendidikan punya satu prinsip, baik korban maupun pelaku, sekolahnya harus tetap dijamin,” tegasnya.

Previously reported, kasus perundungan di sekolah kembali mencuat ke permukaan dengan kejadian tragis yang menimpa seorang siswa SMP. Seorang siswa berusia 13 years in Banyuwangi, East Java, mengalami penganiayaan yang begitu brutal hingga mengalami retak tulang.

Insiden tersebut terjadi di salah satu SMP di Banyuwangi. Korban diketahui berinisial R, menjadi sasaran utama perundungan dari rekan sekelasnya. Kejadian ini terjadi pada Jumat, 13 Oktober 2023.

Ibu korban KY (43) menceritakan, R diduga dianiaya sebanyak dua kali. Pertama di lingkungan sekolah dan kedua di luar sekolah. Terduga pelaku utama dalam perundungan tersebut diketahui berinisial B, teman seangkatan.

As a result of this incident, korban mengalami luka parah dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD Blambangan. Medical examination results, korban mengalami retak tulang di tangan kiri. Then, sejumlah luka lain di beberapa bagian tubuh. (*)

» Click more news on Google News INDONESIAN VOICE

herald : Muhammad Nurul Yakin
Editor : Mahrus Sholih


source