The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Kera Sakti fighter in Banyuwangi dies after being kicked by the trainer, Here's the chronology – Radar Banyuwangi

pesilat-kera-sakti-di-banyuwangi-tewas-usai-ditendang-sang-pelatih,-begini-kronologinya-–-radar-banyuwangi
Kera Sakti fighter in Banyuwangi dies after being kicked by the trainer, Here's the chronology – Radar Banyuwangi
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

RadarBanyuwangi.id Latihan bela diri pencak silat kembali memakan korban.

Seorang remaja berinisial AR, 14, from Sraten Village, Cluring District, Banyuwangi, meninggal dunia saat latihan pencak silat di Dusun Krajan 2, Desa/Kecamatan Tegalsari pada Minggu (22/9) around 14.00.

Korban yang selama ini tinggal di Pondok Pesantren Mambaul Huda Krasak, Tegalsari Village/District, die; saat dilarikan ke Puskesmas Tegalsari.

Jenazahnya, sempat dibawa ke RSUD Blambangan, Banyuwangi. “Latihan pencak silat terjadi di belakang rumah warga,” terang Kapolsek Tegalsari, Iptu Achmad Rudi.

According to the Police Chief, latihan bela diri di belakang rumah milik Suyar, 52, itu dari IKSPI Kera Sakti. Mereka latihan fisik untuk kenaikan sabuk.

Korban yang santri di Pesantren Mambaul Huda Unit 1, ikut latihan bela diri. “Latihan untuk pemberian sabuk kenaikan tingkat," he said.

When it happened, explained the Chief of Police, korban mengikuti sesi pelatihan bersama empat rekannya di bawah arahan pelatih Jaufa Asfahmi Zuhdi, 17, asal Desa Sadardriwijaya, Kecamatan Bandarsribawono, Kabupaten Lampung Timur. “Ini sesi kenaikan sabuk,” he added.

Saat latihan, lanjut Rudi, pelatih memukul dada para siswa secara bergiliran sebagai penguatan fisik. Tapi saat pelatih memukul dada AR, korban itu jatuh ke belakang dan tidak sadarkan diri.

“Pelatih dan seluruh siswa membawa korban ke dalam rumah Pak Suyar," he explained.

Dalam kondisi tidak sadarkan diri, it's clear, korban sempat mendapat bantuan oksigen. Karena tidak ada respon, korban dilarikan ke Puskesmas Tegalsari.

“Saat diperiksa oleh tenaga medis, korban dinyatakan sudah meninggal dunia," he said.

Rudi mengatakan, keluarga korban menerima kematian AR sebagai musibah, dan menolak melakukan otopsi. Mereka juga tidak menuntut pihak pelatih maupun perguruan pencak silat, tempat AR berlatih.

“Keluarga tidak ingin ada proses hukum lebih lanjut," he explained.

Nevertheless, Rudi menyampaikan kasus ini dilimpahkan ke ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Banyuwangi. Penyelidikan lebih lanjut, akan dilakukan untuk memahami penyebab pasti dari kematian korban.