The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Was a migrant worker, Banyuwangi Residents Successfully Pioneered Dairy Goat Farming

pernah-jadi-tki,-warga-banyuwangi-sukses-merintis-peternakan-kambing-perah
Was a migrant worker, Banyuwangi Residents Successfully Pioneered Dairy Goat Farming
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Banyuwangi Tuesday, 02 July 2024 21:00 WIB

Jarot Setiawan, warga Desa Senepporejo, Siliragung District, Banyuwangi sukses menjadi peternak kambing perah. Usaha peternakan mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) ini kini mampu memproduksi ratusan liter susu kambing per hari. Dalam sepekan, omsetnya bisa mencapai belasan juta rupiah.

Sebelum memulai usaha peternakan kambing perah, Jarot pernah dua kali menjadi TKI. Dia bekerja di Taiwan pada tahun 1999 until 2002 dan kembali lagi dari tahun 2006 until 2009.

Usai menjadi TKI, Jarot sempat mencoba peruntungan dengan menjadi petani jeruk. Sampai akhirnya pada tahun 2016 Jarot beralih ke usaha peternakan kambing perah.

Pulang ikut bertani jeruk dengan keluarga. Akhirnya saya memilih beternak kambing perah sejak tahun 2016 to date,” clear.

Read too

Jarot kini memiliki 200 ekor kambing perah produktif jenis Sapera. Rata-rata produksi susu kambing mencapai 700-1000 liter per pekan. Seekor kambing rata-rata bisa menghasilkan 1 until 2 liter susu tiap hari. “Total rata-rata tiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya,” he explained.

Susu kambing produksi peternakan milik Jarot, setiap pekan dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang. Untuk susu kambing per liternya dihargai Rp 16.000. Susu tersebut dijual ke supplier dalam kondisi beku. “Setiap pekannya bisa ambil 700 until 1000 liter susu kambing,” he said.

Banyuwangi Regent, Ipuk Fiestiandani, mengunjungi peternakan kambing perah milik Jarot, Tuesday, 2 July 2024. Ipuk pun sempat mencicipi susu produksi peternakan milik Jarot. Orang nomor satu di Pemerintahan Banyuwangi ini memuji rasa susu produksi peternakan ini.

“Susunya enak, tidak bau prengus (bau). Jadi selama ini kesan susu kambing itu bau, tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi. Dan yang terpenting, harganya lebih mahal dari susu sapi,” clear.

Read too

Saat ini masyarakat banyak yang beralih dari susu sapi ke susu kambing. Ada penelitian menyebut kandungan gizi susu kambing lebih banyak daripada susu sapi. Dari sisi harga, susu kambing juga lebih mahal.

Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat, sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan,” he said.

According to Ipuk, Jarot menjadi contoh bagaimana sektor pertanian memiliki prospek untuk dikembangkan. Kisah sukses Jarot menurut Ipuk bisa menjadi inspirasi anak-anak muda Banyuwangi. “Merintis usaha dari nol, hingga kini menjadi salah satu pemasok susu kambing,” he said.

Like