The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Pasutri Polisi Antar Siswa Putus Sekolah

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Seorang bocah perempuan berusia delapan tahun kemarin pagi dibawa dua anggota polisi. Bukan karena kasus kriminal, bocah bernama Nabila tersebut dibawa ke SDN Sobo untuk disekolahkan kembali setelah setahun berhenti akibat perceraian orang tuanya.

Kedatangan Nabila langsung disambut pihak sekolah. Setelah didata, sekolah sanggup menerima siswa yang dulu sempat bersekolah di SDN 2 Sukojati tersebut. Nabila langsung diperbolehkan masuk ke kelas 2. Untuk kelancaran pembelajaran Nabila, beberapa kebutuhannya, seperti seragam dan buku, rencananya akan ditanggung sekolah.

Aiptu Ririn Nurfiah, anggota Polsek Banyuwangi, yang ikut mengantar Nabila mengatakan dirinya berusaha membantu bocah asal Lingkungan Wonosari Pesisir, Sobo Village, itu agar kembali bersekolah. Because, anak tersebut terancam tidak bisa kembali ke bangku sekolah setelah kedua orang tuanya bercerai.

Melihat Nabila yang masih belia dan berhak memperoleh kesempatan bersekolah, Ririn bersama Aiptu Darmawan (her husband) berinisiatif membawa Nabila mendaftar sekolah di SDN Sobo. “Beruntung sekolah mau menerima, meskipun anak ini tidak membawa kartu keluarga (KK) karena di tangan ayah kandungnya. Previously, dia sempat bersekolah, tapi berhenti karena perceraian orang tuanya,” jelas Ririn.

Meanwhile, ibu kandung Nabila, Surip, 43, mengaku tak mampu membiayai putrinya bersekolah. Setelah bercerai dengan suaminya, ibu tiga anak itu tak ada pemasukan. Oleh karena itu, dirinya sempat memilih tidak menyekolahkan anaknya.

“Saya malah tidak kepikiran menyekolahkan anak saya lagi. Tapi saya senang kalau akhirnya dibiayai,he explained. Kepala SDN Sobo, Sunaryo, mengatakan biaya sekolah Nabila akan ditanggung pihak sekolah hingga lulus. Seluruh perlengkapan sekolah, mulai seragam hingga sepatu, akan dipenuhi melalui dana Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang dikumpulkan setiap Jumat di sekolah.

“Kita rutin mulai kepala sekolah, guru, employee, hingga siswa, mengumpulkan dana SAS. Insya-Allah kita mampu menanggung,” kata Sunaryo. Selama tahun ajaran 2016/2017 sudah empat siswa putus sekolah yang bersekolah di tempatnya. Satu siswa kelas satu, dua siswa kelas dua, dan satu siswa kelas empat.

“Nabila kita masukkan kelas dua. Ada temannya kok, namanya Ahmad Farhansyah yang kita tanggung di program Garda Ampuh. Kita berharap tetap ada bantuan dari pusat karena kemampuan kita terbatas,he explained. (radar)

Exit mobile version