The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Former Banyuwangi migrant worker, Now successful with the Dairy Goat Milk Business

former-tki-banyuwangi,-now-successful-with-my-goat-milk-business
Former Banyuwangi migrant worker, Now successful with the Dairy Goat Milk Business
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Banyuwangi, Jurnalnews – I tried my luck twice in other countries to become an Indonesian worker (TK), Jarot Setiawan akhirnya memilih kembali ke Banyuwangi, dan membangun usaha peternakan kambing perah. Kini peternakan yang dia rintis mampu memproduksi ratusan liter susu kambing per hari.

Di bekas lahan kebun jeruk, in Seneporejo Village, Siliragung District, terdapat peternakan kambing perah jenis Sapera. There are approx 200 kambing di peternakan yang tertata rapi dan bersih itu. Di tempat itulah, Jarot memproduksi susu kambing.

“Susunya enak, tidak bau prengus. Jadi selama ini kesan susu kambing itu bau, tidak benar. Bentuknya lebih kental dari susu sapi. Dan yang terpenting, harganya lebih mahal dari susu sapi," said Banyuwangi Regent Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi peternakan kambing perah milik Jarot, during the Ngantor Regent's activities in the Village (Village Flowers) in the village, Tuesday (2/7/2024).

Saat ini mulai ada tren banyak masyarakat yang beralih dari susu sapi ke susu kambing. Ada penelitian menyebut kandungan gizi susu kambing yang lebih banyak daripada susu sapi. Harganya juga lebih mahal susu kambing.

“Susu kambing saat ini banyak diminati masyarakat, sehingga beternak kambing perah bisa menjadi pilihan," said Ipuk.

According to Ipuk, Jarot menjadi contoh bagaimana sektor pertanian memiliki prospek untuk dikembangkan.

“Kisah sukses Mas Jarot dalam mengembangkan usaha susu kambing perah ini bisa menjadi inspirasi anak-anak muda Banyuwangi. Merintis usaha dari nol, hingga kini menjadi salah satu pemasok susu kambing,” tutur Ipuk.

Jarot menceritakan, sebelum memulai usaha peternakan kambing perah, dia bekerja sebagai TKI di Taiwan. Ia bekerja disana selama dua kali, yakni dari tahun 1999 until 2002 dan kembali lagi dari tahun 2006 until 2009.

Sepulangnya ke kampung halaman, ia sempat mencoba peruntungan dengan menjadi petani jeruk, namun sejak 2016 beralih ke usaha peternakan kambing perah.

“Waktu itu kerja ngelas di Taiwan, terus pulang ikut bertani jeruk dengan keluarga. Akhirnya saya memilih beternak kambing perah sejak tahun 2016 to date,” kata Jarot.

Saat ini memiliki sekitar 200 ekor kambing perah produktif jenis Sapera. Dengan rata-rata produksi susu kambing mencapai 700-1000 liter per minggu.

“Satu kambing rata-rata bisa menghasilkan 1 until 2 liter susu tiap hari. Total rata-rata tiap hari bisa dapat 100-150 liter, tergantung produktivitas kambingnya,” terang Jarot.

Jarot menambahkan susu kambing yang dihasilkan setiap minggunya dikirim ke supplier pabrik susu bubuk di Yogyakarta dan Semarang. Untuk susu kambing per liternya dihargai Rp 16.000.

“Kita jual ke supllier dalam bentuk beku. Setiap minggunya bisa ambil 700 until 1000 liter susu kambing,he said. (*)

Exit mobile version