NIAT Rivai Alfin, 55, ayah korban pengeroyokan Dio Tri, 25, from the village of Krajan, Sempu Village/District, dan Eko, 25, asal Dusun Tugung, Desa Sempu yang akan melaporkan sedikitnya 20 kawanan preman ke polisi, tampaknya akan diurungkan, Monday (11/12).
Rivai Alfin mengatakan, putranya Dio Tri dan korban lainnya, Eko sempat menatangi Polsek Sempu pada Senin (11/12) morning. “Niatnya mau laporan kejadian itu (beating),"he said to the Jawa Pos Radar Tile.
It is just, it's clear, saat sampai di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Sempu Police, oleh polisi disarankan untuk mediasi. “Ini yang saya bingung, saya tidak tahu seperti apa kronologinya, tiba-tiba mau dimediasi. Pelakunya juga tidak tahu siapa saja,He said.
Rivai yang setiap hari bekerja sebagai tukang bersih-bersih di Kantor Desa Sempu itu mengaku tidak ikut berangkat ke polsek. Karena saat itu sedang mengurus kartu keluarga (KK) di kantor camat. “Anak-anak yang berangkat sendiri, setelah diminta mediasi langsung menerima," he said.
Read Also: Two Youths Beaten by Thugs, One of the victims was dragged along the asphalt road
Karena kedua korban yang akan menerima jalur mediasi, mereka tidak jadi lapor ke polisi, dan belum dicatat sebagai pelapor kasus pengeroyokan. “Tadi saat periksa di Puskesmas Sempu disarankan untuk visum sekalian, tapi karena surat laporan itu belum dapat, tidak bisa visum," he said.
Kapolsek Sempu, AKP Karyadi saat dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan laporan terkait pengeroyokan tersebut. “Saya sedang ada giat di Surabaya bersama Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Sempu dan Forpimka lain,He said.
Ditanya soal saran mediasi dari anggotanya kepada korban saat akan melapor, Kapolsek mengaku masih akan menanyakanpada anggotanya yang menerima laporan. “Akan saya koordinasikan dulu dengan anggota,the excuse.(sas/abi)
Source: Jawa Pos Radar Tile
