The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Kopi Langka Yellow Caturra, Bila Matang Menguning di Kaki Gunung Raung di Desa Banyuanyar, Kalibaru District

kopi-langka-yellow-caturra,-bila-matang-menguning-di-kaki-gunung-raung-di-desa-banyuanyar,-kecamatan-kalibaru
Kopi Langka Yellow Caturra, Bila Matang Menguning di Kaki Gunung Raung di Desa Banyuanyar, Kalibaru District
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

RadarBanyuwangi.id – Buah kopi yang sudah matang, umumnya akan berwarna merah. But, ini tidak bagi kopi jenis Yellow Caturra. Varietas kopi yang sudah termasuk langka di Indonesia ini, akan berwarna kuning bila sudah matang.

Kopi langka ini, jumlah panenannya sedikit. Dan itu membuat biji kopi jenis ini tidak populer di telinga masyarakat. “Kopi jenis ini (Yellow Caturra) jarang ditemui, di Banyuwangi hanya ada satu titik,” kata salah satu pemilik kebun kopi, Andrian Sasmita, 28, asal Desa Tegalharjo, Glenmore Kecamatan District.

Andre menyebut, kopi jenis Arabika ini akan berwarna kuning. Orang awam, mungkin akan menilai kopi ini belum matang. Keunikan itu yang membuat kopi jenis ini diberi nama Yellow Caturra. “Kopi jenis Yellow Caturra bisa ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di kaki Gunung Raung ini," he explained.

Read Also: Pemilik Lahan Temukan Keris Kecil Dekat Sumber Air Sumbersari Srono, Pernah Ditawar Pabrik Air Minum

Lokasi kebun kopi jenis Yellow Catura that, it's clear, berada di wilayah Dusun Curah Leduk, Banyuanyar Village, Kalibaru District. Selain warna kopi yang membedakan kopi ini dengan kopi pada umumnya, ukuran biji kopinya juga terbilang kecil, lebih keras, dan lebih wangi. “Kopi ini istimewa, karena tak semua punya dan pernah merasakan," he said.

In Banyuwangi, he still said, kopi jenis Yellow Caturra ini terbilang langka karena yang ada hanya di wilayah Kecamatan Kalibaru. Itupun hanya di lahan seluas satu hektare berisi sekitar 800 tree. “Sudah sekitar empat kali proses kopi ini, berarti sudah empat tahun (empat kali panen)," he explained.

Selain punya karakteristik fisik yang unik dan beda dengan kopi pada umumnya, light him, varietas kopi yang tumbuh di ketinggian 985 mdpl ini juga punya karakter rasa yang khas. “Kalau untuk rasa jelas punya perbedaan, (Yellow Caturra) ada sweetness-nya,he said.

Andre mengungkapkan, untuk sampai di lokasi kebun kopi Yellow Catura ini juga tidak mudah karena berada di tengah hutan. “Jalurnya sulit, selain medannya yang sempit, jalannya juga bebatuan karena memang masuk hutan,"he said.(sas/abi)

Exit mobile version