The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

The story of Feri Anwar, a person with disabilities, Rambak's efforts make him the winner of Banyuwangi Farmers Championship – Tribunjatim.com

kisah-feri-anwar-penyandang-disabilitas,-usaha-rambak-bikin-jadi-pemenang-jagoan-tani-banyuwangi-–-tribunjatim.com
The story of Feri Anwar, a person with disabilities, Rambak's efforts make him the winner of Banyuwangi Farmers Championship – Tribunjatim.com
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Journalist Report Tribune Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Sempat terpuruk karena kecelakaan kerja yang membuat kaki kirinya harus diamputasi, Feri Anwar kini bangkit dengan produk makanan ringan seafoodPawonkoe”.

Fery bahkan masuk dalam 5 besar pemenang program inkubasi wirausaha pertanian, Jagoan Tani Banyuwangi.

Perjalanan usaha pemuda berusia 37 tahun dari Desa Tegalarum, Sempu Kecamatan District, That Banyuwangi, sangat menginspirasi. Feri berasal dari keluarga kurang mampu. Ibunya telah meninggal sejak dia masih kecil. Kondisi ekonomi keluarga juga memaksa dia hanya tamatan SMP.

Sebelumnya dia bekerja sebagai sopir truk material. On 2010, dia harus menelan kejadian pahit tertimpa material yang membuat kaki kirinya harus diamputasi.

Sejak saat itu saya hanya bisa di rumah. Tidak bisa bekerja lagi. Merawat kakak perempuan saya yang sakit, juga ayahkata Feri, Thursday (12/9/2024).

Read too: Child's Injuries 3 Years in Banyuwangi Kuak Ulah Stepmother and Father, Spoons and Ladles as Evidence Tools

Around 10 tahun karena kondisi fisiknya itu hari-hari banyak dihabiskan di rumah. Akibat peristiwa itu dia kehilangan kepercayaan diri. Kebutuhannya bergantung pada ayahnya yang bekerja serabutan, dan kakak laki-lakinya yang bekerja sebagai pekerja migran.

Sejak pandemi Covid-19, kakak saya pulang karena tidak bisa lagi bekerja,” kata Feri.

On 2021, Feri mulai memberanikan diri untuk merintis usaha. Dia membuat aneka camilan dari produk perikanan bersama sang kakak.

“Capek jadi pengangguran. Saya juga malu merepotkan saudara terus. Makanya saya niat membuka usaha supaya bisa mandiri. Saya ingin membuktikan kalau saya bisa produktif,He said.

Dia lantas memulai usaha rambak cumi buatannya yang diberi nama Pawonkoe. Usaha Feri tidak mudah. Dengan keterbatasan fisik dia menjual produknya door to door dan media sosial. “Susah juga tapi saya tidak mau menyerah,” kata Feri.

Read too: Banyuwangi Builds Thousands of Free Clean Water Lines for Households in Villages

Dia terus memperbaiki kualitas produknya. Feri memilih bahan yang baik dan masih fresh. Feri memastikan bahwa semua produknya bebas pengawet sehingga aman bagi kesehatan.

Difasilitasi Pemkab Banyuwangi, Feri difasilitasi untuk perizinan usaha, PIRT, dan desain packaging agar lebih menarik.

Setahun berjalan, usaha Feri membuahkan hasil. Dia memperbanyak varian produk. Ada rambak dari kulit ikan salmon (salmon fish skin), sambal cumi, keripik cumi pedas, dan rambak kulit cumi.

Even, Feri mulai menambah varian produk di luar olahan perikanan. Seperti camilan keciput mini, cipiran manis, dan sale pisang. Hingga kini usaha Feri omset puluhan juta per bulan.

Memperdalam wawasan dia memutuskan untuk mengikuti Jagoan Tani Banyuwangi. Jagoan Tani adalah program inkubasi bisnis berbasis pertanian ini untuk anak-anak muda Banyuwangi dengan menyediakan hadiah modal usaha.

“Saya bersyukur ikut Jagoan Tani. Saya mendapat banyak ilmu dan teman-teman yang hebat dari sini. Alhamdulillah juga akhirnya dapat modal dari Pemkab. Semoga usaha saya semakin berkembang,” he added.