The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Kiai dan Kader NU Inginkan Perubahan

Kalangan kiai dan kader NU membahas figur dalam konfercab NU tanggal 12-13 January 2013 later
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Kalangan kiai dan kader NU membahas figur dalam konfercab NU tanggal 12-13 January 2013 later
Kalangan kiai dan kader NU membahas figur dalam konfercab NU tanggal 12-13 January 2013 later

Hasil Ijtihad Forum Silaturahmi di Kediaman KH. Suyuti Th oha

BANYUWANGI – Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama (Konfercab NU) yang digelar i 12-13 January 2013 di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung mendapat perhatian serius dari kalangan kiai dan kader NU. Khusus membahas masalah ini, puluhan kiai, pengurus pondok pesantren, dan kader NU berkumpul di Ponpes Mansyaul Huda Tegaldlimo sekaligus kediaman mustasyar PCNU Banyuwangi, KH. Suyuti Th oha.

Hadir dalam pertemuan itu adalah KH. Muhyidin, KH. Burhanuddin, KH. Syamsul Maarif, KH. Kafrawi, KH. Abdul Hadi Al Khowas dan masih banyak para kiai yang lain. Hadir pula Ketua Pagar Nusa Banyuwangi Gus Ali Maki Syamwil dan mantan Ketua Ansor Banyuwangi H. Abdillah Rafsanjani dan Nur Alami. Ada pula H. Syafi i Mustofa, Ketua Sarbumusi Banyuwangi H. Asmuni Adjie, serta beberapa pengurus MWC NU dan ranting NU dan kader muda NU dari lintas organisasi.

Sebagai wujud ijtihad terhadap konfercab NU, para kiai dan kader NU melakukan ijtihad di Ponpes Mansyaul Huda Tegaldlimo pada (31/12). Dari hasil ijtihad itu menghasilkan beberapa pemikiran. For example, berdasarkan atas azas kepatutan bahwa seorang ketua yang sudah dua periode menjabat kurang patut untuk mencalonkan atau dicalonkan kembali karena sangat menghambat kaderisasi dan menimbulkan stagnasi kepemimpinan ke depan. Hal ini sangat bertentangan dengan tradisi ulama NU yang tidak pernah berambisi akan jabatan tertentu.

"Besides that, pengurus NU ke depan memiliki kualitas, acceptabilitas, jaringan yang kuat serta mempunyai karakter dengan kemampuan manajerial yang baik serta mengedepankan kolektivitas kepemimpinan. Besides that, pengurus NU ke depan tidak memiliki permasalahan hukum positif, sebagaimana hasil munas NU di Cirebon 2012 tentang permasalahan korupsi,” kata Koordinator Forum Silaturahmi kader NU Banyuwangi, Iswahyudi, SH.

He insisted, kondisi menjelang konfercab NU yang semakin ramai dan membuat kebingungan akan figur pimpinan NU Banyuwangi ke depan inilah menjadi dasar diadakannya silaturahim ini dan keinginan menjadikan NU lebih mampu menata diri dalam memperjuangkan penguatan NU sebagai sebuah civil society yang concern pada hal-hal yang langsung memberikan manfaat bagi nahdliyin dan bangsa. “Oleh karenanya pertemuan ini untuk memberikan sebuah alternatif perubahan dalam tampuk kepimimpinan NU ke depan harus dilaksanakan untuk mewujudkan NU yang lebih baik,” kata Iswahyudi.

Dalam forum musyawarah tersebut dihasilkan beberapa poin dan kesepakatan, among others, munculnya banyak fiksi dan terjadi ketidakpatutan di kultur Nahdliyin di mana calon pemimpin itu seyogyanya tidak mencalonkan akan tetapi dicalonkan. Next, keprihatinan mandeknya kaderisasi di NU, seakan-akan NU kekurangan calon pemimpin sehingga terjadi stagnasi kader. Iswahyudi menambahkan menyikapi perkembangan di lapangan, maka segenap kiai dan pengasuh pondok pesantren serta kader NU merasa perlu memberi sumbang saran.

Sehingga harapan ke depan konfercab NU Banyuwangi menjadi sebuah konferensi yang menjadi titik balik rekonsiliasi NU secara menyeluruh bukan justru malah memperbesar konfl ik dan menjadikan NU hanya milik segelintir orang saja. ”Sehingga sebuah ijtihad bersama untuk kebaikan NU ke depan harus dilakukan,’’ tanads Iswahyudi. (radar)