The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Kegigihan Rahmat Andriyana, Keliling Nusantara Sembari Pungut Sampah

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Perjalanan Pasuruan-Probolinggo Sempat Diserempet Mobil

CUACA siang itu tidak cukup terang. Sinar matahari juga tidak terlalu menyengat. Seorang lelaki bersepeda dengan diiringi tiga orang pesepeda melintas di jalan Wijaya Kusuma, Mojopanggung Village. Satu dari empat pesepeda itu tampak nyentrik.

Bukan dari penampilannya, melainkan dari barang yang dibawa dalam sepeda lipat yang dikayuh tersebut. Bagian belakang terdapat sebuah tempat sampah dari plastik berisi sampah botol bekas air mineral. Persis di belakang tempat sampah itu juga terdapat bendera merah-putih berukuran kecil, carpet, dan sejumlah perbekalan.

Sementara persis di bagian setir sepeda itu juga terdapat tas berisi air minum, dan handuk. Raut wajahnya tampak lusuh, keringat mengucur di dahi dan pipi, napasnya juga tampak tersengal-sengal. Lelaki yang mengendarai sepeda lipat itu adalah Rahmat Andriana, warga Jalan Margaendah RT 03/ RW 03, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, West Java province.

Dia berangkat dari Cimahi dengan mengendarai sepeda lipat dengan memungut sampah di sepanjang jalan raya berkeliling Indonesia. “Saya berangkat dari Cimahi bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) on 21 last February,” ungkap lelaki yang akrab disapa Mamat itu.

Aksi nekat bersepeda keliling Indonesia sambil memungut sampah anorganik tersebut dilakukan murni panggilan jiwa. Dia mengaku prihatin dengan kegelisahan program Indonesia bebas sampah 2020. Pencanangan Indonesia bebas sampah tersebut tidak akan tercapai jika kepedulian masyarakat dalam membuang sampah masih sangat minim.

Especially, saat dia melakukan aksi gowes tersebut, dia masih banyak menemukan sampah berserakan di sepanjang jalan raya yang dilintasinya. Saking banyaknya sampah anorganik di tepi jalan raya tersebut, dia juga berulang kali berhenti dan memungut sampah tersebut untuk dimasukkan ke dalam tempat sampah yang dibawanya.

Sampah-sampah yang berhasil dipungut tersebut dikumpulkan. Ketika sudah penuh, sampah yang rata-rata adalah botol dan kaleng bekas air mineral tersebut diberikan kepada pemungut sampah atau pemulung yang kebetulan berada di jalan raya tersebut.

“Sampah plastik masih memiliki nilai jual cukup ekonomis, jadi saya berikan kepada pemulung sampah yang saya temui di tepi jalan raya,” ungkapnya Sepanjang perjalan tersebut, dia menjumpai masih banyak sampah berserakan di tepi jalan. Sampah tersebut sebagian besar adalah botol dan kaleng bekas air mineral, serta sejumlah sampah plastik lainnya.

Jika dikumpulkan sejak dia berangkat hingga ke Banyuwangi sampah tersebut bisa lebih dari sepuluh dump truck. Sampah yang berhasil dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung sepanjang perjalanan tersebut sudah tak terhitung jumlahnya.

Aksi tersebut bukan kali pertama dilakukan. Aksi tahun 2017 ini merupakan kali kedua. Year 2016 then, Mamat juga melakukan kegiatan serupa dengan gowes dari Cimahi menuju Jakarta. “ Tahun ini target saya keliling ke 34 Provinsi di Indonesia sampai ke Papua,” cetusnya saat ditemui di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, yesterday (20/3)

Hampir sebulan, Mamat melakukan aksinya dari Cimahi dan baru sampai di Banyuwangi pada Senin siang (20/3). Sepanjang perjalanan itu, Mamat sudah menempuh perjalanan ratusan kilometer. Karena yang dilakukan murni kegiatan aksi simpati peduli sampah, dia juga tidak mengejar target waktu.

Setiap ada sampah anorganik di jalan raya, selalu berhenti, dipungut lalu dimasukkan ke dalam tempat sampah yang dibawanya. Tidak hanya sekadar gowes dan memungut sampah. Selama perjalanan tersebut, Mamat juga mengampanyekan tidak buang sampah di sembarang tempat. Even, dia juga sempat menegur pengendara mobil yang membuang sampah sembarangan, apalagi di jalan raya.

Bukan malah berterima kasih, orang tersebut justru mencaci maki dirinya. Meski caci dan makian yang didapat, Mamat juga tidak pantang menyerah dan berhenti untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang budaya malu membuang sampah sembarang tempat.

“Jika ingin Indonesia bersih sampah 2020, harus punya komitmen dan konsistensi yang kuat,” cetus suami Anisa itu Perjalanannya dalam mengampanyekan peduli sampah tersebut juga tidak berjalan mulus. Karyawan THL Pemkot Cimahi itu juga sempat diserempet mobil saat perjalanan dari Pasuruan menuju Probolinggo.

Lucky, hanya mengalami luka lecet ringan dan masih bisa melanjutkan perjalanan. Untuk urusan makan, minum, Mamat hanya mengandalkan bekal yang dibawanya. (radar)

Exit mobile version