The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

The Head of Genteng Kulon Banyuwangi Village Admits He Doesn't Know About Home Owners, crime scene 20 Foreigner raided by Bareskrim Polri

kades-genteng-kulon-banyuwangi-mengaku-tidak-menahu-soal-pemilik-rumah,-tkp-20-wna-yang-digerebek-bareskrim-polri
The Head of Genteng Kulon Banyuwangi Village Admits He Doesn't Know About Home Owners, crime scene 20 Foreigner raided by Bareskrim Polri
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Radarbanyuwangi.id – Penggrebekan rumah di Jalan Gajah mada, Sawahan hamlet, Kulon Tile Village, Tile District, yang dilakukan anggota Bareskrim Mabes Polri pada Rabu (26/6) around 18.00, karena diduga dibuat tempat persembunyian puluhan Warga Negara Asing (DO), banyak menyisakan tanda tanya.

Saat rumah di pinggir jalan raya pusat Kota Genteng yang tertutup dengan pagar rumah setinggi empat meter itu digerebek, found around 20 DO.

“Saya lihat ada 20 person, 16 pria dan empat wanita,” explained Head of Dusun (Disappeared) Sawahan, Kulon Tile Village, Arif Rahman Hakim.

Arif yang mengaku datang ke lokasi saat penggrebekan itu, para WNA itu selanjutnya diangkut menggunakan bus kecil. Selain mengamankan para WNA, polisi juga menyita sejumlah komputer dan handphone (HP).

Read Also: Rencana Reaktivasi Jalur Kereta Api Cepu-Blora Diproyeksikan Baru Terealisasi pada 2030

“Saya tidak menghitung barang elektronik, ada beberapa komputer, yang banyak itu HP,” ungkapnya seraya menyebut saat di lokasi tidak masuk ke dalam rumah, tapi hanya di depan rumah.

Salah satu tukang parkir yang biasa mangkal di depan rumah yang digerebek Mabes Polri dan enggan disebutkan namanya menyampaikan, selama ini ada mobil yang keluar atau masuk ke dalam rumah itu. ‘Saya sering melihat ada mobil yang masuk dan keluar di rumah itu,He said.

Read Also: Bank Indonesia Jember Gelar Sekarkijang Creative Fest 2024: Ini Daftar Kegiatannya

Mobil yang keluar dan masuk dari rumah itu, it's clear, yang sering saat kondisi pasar sedang ramai, seperti sore hari sekitar pukul 15.00.

“Setiap keluar pasti memberi uang ke tukang parkir Rp 10 thousand to Rp 15 thousand, lalu pintu gerbang segera ditutup. Jadi orang luar tidak tahu di dalamnya seperti apa," he said.

Mengenai identitas pemilik rumah, ternyata masih belum jelas. Rumah yang tidak bisa dilihat dari depan karena pintu gerbang yang tinggi itu, belum diketahui pasti pemiliknya.

Pemerintah Desa Genteng Kulon, menyampaikan tidak tahu menahu. In fact, juga tidak mengerti masalah pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Rumah itu memang ada di wilayah kami, tapi saya tidak tahu bangunan dan IMB rumah itu,said the village chief (village head) Kulon Tile, Supandi.

Dari informasi yang didapat Jawa Pos Radar Genteng, tanah dan bangunan yang kini diberi garis polisi itu, milik warga keturunan berinisial HR. Tapi sejak dua tahun lalu, rumah itu dikontrakkan.


Page 2

“Yang punya itu jarang bergaul dengan warga keturunan lainnya, apalagi dengan warga sekitar,” cetus salah satu tokoh masyarakat Desa Genteng Kulon yang minta identitasnya dikorankan.

Supandi yang sudah dua periode menjadi kepala Desa Genteng Kulon, bersikukuh tidak tahu menahu dengan pemilik rumah yang kini menjadi perhatian warga itu.

Allegedly, saat pendirian bangunan tidak mengurus IMB ke kantor desa. “Tidak ada, dan kita tidak tahu sama sekali,” he said to Jawa Pos Radar Tile.

So, lokasi bangunan rumah itu hingga kini masih terbilang misterius. Supandi selaku kepala desa tidak mengetahui identitas pemilik dari bangunan itu. “Saya tidak tahu kalau ada bangunan dan segala bagiannya," he said.

Menurut Supandi, saat penggerebekan tidak mendapat kabar. Ia kaget saat mendengar rumah warganya itu digerebek oleh anggota Bareskrim Mabes Polri.

“Lokasi rumah di Dusun Sawahan, Kulon Tile Village, tapi waktu penggerebekan saya selaku kepala desa tidak dihubungi," he said.

As previously reported in this daily, diduga menampung warga negara asing (DO), sebuah rumah di Jalan Gajah Mada, Sawahan hamlet, Kulon Tile Village, Tile District, digerebek oleh anggota dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri pada Rabu (26/6) around 18.00.

In that operation, polisi yang berpakaian preman berhasil mengamankan 20 orang WNA asal China dan Thailand. Semua orang asing itu, langsung dimasukkan ke mobil dan dibawa ke Jakarta. “Saya datang, sudah banyak orang di rumah itu,” terang Kepala Dusun Sawahan, Kulon Tile Village, Tile District, Arif Rahman Hakim.

Penggrebekan yang dilakukan anggota Bareskrim Polri itu, light him, dilakukan sekitar pukul 18.00. Ia datang ke lokasi setelah salat magrib. “Saya ditelpon oleh anggota Polsek Genteng untuk datang ke TKP setelah magrib," he explained.(rei/abi)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Penggrebekan rumah di Jalan Gajah mada, Sawahan hamlet, Kulon Tile Village, Tile District, yang dilakukan anggota Bareskrim Mabes Polri pada Rabu (26/6) around 18.00, karena diduga dibuat tempat persembunyian puluhan Warga Negara Asing (DO), banyak menyisakan tanda tanya.

Saat rumah di pinggir jalan raya pusat Kota Genteng yang tertutup dengan pagar rumah setinggi empat meter itu digerebek, found around 20 DO.

“Saya lihat ada 20 person, 16 pria dan empat wanita,” explained Head of Dusun (Disappeared) Sawahan, Kulon Tile Village, Arif Rahman Hakim.

Arif yang mengaku datang ke lokasi saat penggrebekan itu, para WNA itu selanjutnya diangkut menggunakan bus kecil. Selain mengamankan para WNA, polisi juga menyita sejumlah komputer dan handphone (HP).

Read Also: Rencana Reaktivasi Jalur Kereta Api Cepu-Blora Diproyeksikan Baru Terealisasi pada 2030

“Saya tidak menghitung barang elektronik, ada beberapa komputer, yang banyak itu HP,” ungkapnya seraya menyebut saat di lokasi tidak masuk ke dalam rumah, tapi hanya di depan rumah.

Salah satu tukang parkir yang biasa mangkal di depan rumah yang digerebek Mabes Polri dan enggan disebutkan namanya menyampaikan, selama ini ada mobil yang keluar atau masuk ke dalam rumah itu. ‘Saya sering melihat ada mobil yang masuk dan keluar di rumah itu,He said.

Read Also: Bank Indonesia Jember Gelar Sekarkijang Creative Fest 2024: Ini Daftar Kegiatannya

Mobil yang keluar dan masuk dari rumah itu, it's clear, yang sering saat kondisi pasar sedang ramai, seperti sore hari sekitar pukul 15.00.

“Setiap keluar pasti memberi uang ke tukang parkir Rp 10 thousand to Rp 15 thousand, lalu pintu gerbang segera ditutup. Jadi orang luar tidak tahu di dalamnya seperti apa," he said.

Mengenai identitas pemilik rumah, ternyata masih belum jelas. Rumah yang tidak bisa dilihat dari depan karena pintu gerbang yang tinggi itu, belum diketahui pasti pemiliknya.

Pemerintah Desa Genteng Kulon, menyampaikan tidak tahu menahu. In fact, juga tidak mengerti masalah pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Rumah itu memang ada di wilayah kami, tapi saya tidak tahu bangunan dan IMB rumah itu,said the village chief (village head) Kulon Tile, Supandi.

Dari informasi yang didapat Jawa Pos Radar Genteng, tanah dan bangunan yang kini diberi garis polisi itu, milik warga keturunan berinisial HR. Tapi sejak dua tahun lalu, rumah itu dikontrakkan.

Exit mobile version