The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Harga Cabai Terus Melambung

BANYUWANGI – Tren peningkatan harga sejumlah bahan kebutuhan rumah tangga semakin membuat konsumen kembang-kempis. How not, pasca lonjakan harga yang mencapai dua kali lipat pekan lalu, kini harga sejumlah bumbu masakan masih terus merangkak naik. The result is predictable, konsumen kelabakan dan terpaksa mengurangi jumlah pembelian.

Pantauan wartawan koran ini di Pasar Banyuwangi menyebutkan kemarin (12/1), cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang meneruskan tren peningkatan harga. Setelah mengalami lonjakan harga dari Rp 12 thousand per kilogram (Kg) to Rp 24 ribu per Kg, kini harga cabai rawit kembali naik menjadi Rp 26 ribu per Kg.Fenomena serupa juga terjadi pada cabai merah. Sepekan lalu harga cabai merah naik dari Rp 8 thousand per Kg to Rp 12 thousand per Kg. Nah, dua hari terakhir harga cabai merah kembali membumbung menjadi Rp 16 thousand per Kg.

Not only that, bawang merah dan bawang putih juga mengalami tren serupa. Sekitar sepekan lalu, bawang merah naik dari Rp 15 thousand per Kg to Rp 20 thousand per Kg. Nah, kemarin harga bawang merah di pasaran mencapai Rp 24 thousand per Kg. Meanwhile, harga bawang putih melonjak menjadi Rp 26 ribu per Kg Padahal, previously, harga bawang putih sudah mengalami kenaikan dari Rp 18 thousand per Kg to Rp 24 thousand per Kg. Harga ranti dan tomat juga te tap tinggi. In the market, para pe dagang melegoranti seharga Rp 16 ribu per Kg dan tomat Rp 8 thousand per Kg.

“Kenaikan harga beberapa jenis bumbu masakan tersebut diakibatkan pasokan menipis,"said Sugiono, 34, traders in Banyuwangi Market. Lantaran kenaikan harga sangat signifikan, imbuh Sugiono, tingkat pembelian konsumen mengalami penurunan. “Tentu saja tingkat pembelian konsumen berkurang. Jika biasanya mereka beli setengah kilo, kini hanya beli seperempat kilo,” he added. Misriah, seorang pedagang yang lain, mengaku resah dengan kenaikan harga bumbu itu.

Because, peningkatan harga yang sangat signifikan itu mempengaruhi jumlah pembelian konsumen. “Bumbu mahal karena stok tipis,he said. Meanwhile, Fatmi, 65, konsumen asal Kelurahan Taman baru, Kecamatan Banyuwangi mengatakan, dia harus tetap membeli bumbu masakan meskipun harganya mahal. “Walau harga (bumbu)-nya mahal, saya tetap harus beli karena memang kebutuhan," he said. However, Fatmi mengaku terpaksa mengurangi jumlah pembelian.“Kenaikan harga bumbu tentu memberatkan konsumen," he concluded. (radar)

Exit mobile version