The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Total Jam Gumitir, The driver chooses to rest rather than take another route

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

RADAR GENTENG – Penutupan jalan utama jurusan Banyuwangi-Jember di Jalur Gumitir karena ada evakuasi truk fuso bermuatan kayu jati dengan nomor polisi P 8394 UY yang masuk ke jurang sedalam 15 meter, banyak pengguna jalan yang terjebak kemacetan panjang. Para pengendara motor dan sopir, memilih istirahat dan menonton proses evakuasi ketimbang putar balik dan cari jalan lain, Friday (19/5).

Tak sedikit para sopir mobil logistik yang memilih tidur di mobil atau keluar dan mencari tempat yang teduh untuk beristirahat. Ibu-ibu banyak yang keluar dari kendaraannya untuk menenangkan bayinya yang menangis. “Saya tidak tahu kalau ada penutupan (Gumitir Path),” kata salah satu pengguna jalan, Komariyah, 55, asal Dusun Pandan, Kembiritan Village, Tile District, Banyuwangi.

Evakuasi truk yang terperosok ke jurang di Jalur Gumitir kilometer 34, masuk Desa Sidomulyo, Silo . District, Jember, itu juga jadi ajang tontonan pengguna jalan. “Mau balik juga tidak bisa keluar (dari kemacetan), terpaksa menepi dan melihat proses evakuasi kendaraan,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tile.

Saat sampai di titik penutupan jalur, Komariyah mengaku kebingungan melihat banyaknya tumpukan kendaraan. Sempat mencoba menerobos kerumunan, tapi tidak boleh oleh petugas kepolisian yang sudah siaga. “Saya kira bisa lewat, ternyata tidak boleh sama pak polisi. Rencananya mau ke Jember jenguk saudara di rumah sakit,he explained.

PROSES: Truk Fuso bermuatan kayu jati dengan nomor polisi P 8394 UY yang terperosok ke jurang sedalam 15 meter di Jalur Gumitir, Sidomulyo Village, Silo . District, Jember diangkat menggunakan crane, Friday (19/5). (Salis Ali/Radar Tile)

Sedikit berbeda disampaikan Safuan, 43, warga Desa Sumbersari, Kecamata Srono. Sopir mobil boks ini mengaku tahu ada penutupan di Jalur Gumitir. Tapi tetap memaksakan berangkat. “Sudah tidak ada pilihan lain," he said.

Ketimbang mencari jalan alternatif dengan melewati jalur Pantai Utara (Pantura), Safuan lebih memilih untuk menunggu evakuasi truk yang masuk ke jurang itu selesai. “Awalnya itu cuma satu jam, ternyata lebih, ya jadi nunggu lama,"he said.

Informasi adanya evakuasi bangkai truk menggunakan crane, diperoleh melalui media sosial sehari sebelumnya. “Rencananya mau berangkat lebih awal, tapi ternyata sampai sini sudah ditutup,” he added.

Safuan mengaku tidak mempermasalahkan harus berhenti dan menunggu proses evakuasi hingga selesai. Especially, ia mengangkut barang-barang kering sehingga tidak khawatir akan membusuk di jalan. “Saya sales plastik dan lainnya, jadi aman-aman saja. Kalau bawa cabai mungkin bingung macet selama ini,"he said.

On the other hand, kemacetan panjang ini menjadi berkah bagi pedagang asongan yang mangkal di jalur tersebut. Orang-orang yang lelah menunggu, banyak membeli dagangannya sambil beristirahat. “Alhamdulillah, yang beli banyak, beda seperti hari biasa,” kata salah satu pedagang asongan asal Kecamatan Mangli, Jember, M. Khusnan, 26.(sas/abi)

source