The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Dua Tahun, Penyebaran Difteri Meningkat

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Wabah penyakit difteri hingga kini masih menjadi persoalan pelik. Untuk menekan angka penyebaran wabah difteri, pemerintah daerah meningkatkan sosialisasi penanganan penyakit yang mematikan itu. Pada akhir bulan Oktober lalu, pemerintah daerah mengumpulkan sejumlah kalangan untuk sosialisasi penangan penyakit difteri itu.

Dalam kesempatan itu hadir dari unsur TNI/Polri, guru TK dan PAUD, PKK, dan organisasi sosial keagamaan. PT Askes, Direktur Stikes, Direktur RSUD Blambangan, rumah sakit swasta, kepala Puskesmas dan para koordinator bidan se- Banyuwangi. Sekkab Banyuwangi Slamet Kariyono mengatakan, penyakit difteri di Jatim menjadi permasalahan yang pelik di bidang kesehatan.

From 906 kasus difteri di Indonesia, he said, Jatim menjadi penyumbang terbanyak, that is 713 case. Penyakit difteri dapat dicegah dengan munisasi (PD3I). Tingginya kasus difteri, PemprovJatim akan melaksanakan kegiatan imunisasi tambahan berupa sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) difteri pada anak usia dua bulan hingga 15 year in 19 kabupaten/kota prioritas. “Banyuwangi menjadi salah satu deerah yang menjadi prioritas,” ungkap Slamet.

He revealed, di Banyuwangi ditemukan 16 kasus difteri dengan satu korban meninggal dunia. “ Kita ingin membebaskan Banyuwangi dari penyakit difteri. Kita minta semua pihak membantu sosialisasi pentingnya imunisasi tambahan ini. Sebab sub PIN Difteri ditargetkan mencapai minimal 95 persen dari populasi sasaran,”ujar Slamet.

Dinas Kesehatan Banyuwangi menargetkan 386 ribu orang menjadi sasaran imunisasi difteri. Lokasinya menyebar di beberapa tempat mulai PAUD, TK, SD, SMP, pondok pesantren dan sasaran di perkampungan yang tidak sekolah. public health Office, kini telah menyiapkan sekitar 4500 pos yang akan ditempatkan di 24 districts. Selain Posko, juga disiapkan sekitar 740 petugas tenaga kesehatan yang disiapkan untuk melakukan imunasi.

Pelaksanaan sub PIN akan serentak dilakukan mulai 12 until 24 next November. Dengan imunisasi itu, pemerintah daerah ingin memutus mata rantai penyebaran difteri yang sejak tahun 2011 then, penyebaran difteri cenderung meningkat. Peningkatan itu dipengaruhi beberapa faktor antara lain sifat penyakit ini yang mudah melalui roplet (percikan ludah) atau udara, adanya carrier (orang pembawa bakteri difteri) yang berpotensi menularkan difteri hingga enam bulan bila tak terdeteksi, dan tidak meratanya program imunisasi rutin pada bayi dan anak sekolah.

Besides that, tidak maksimalnya penanggulangan pada tiap kasus difteri menjadi pemicu meningkatnya penyakit difteri. Juga tidak meratanya sosialisasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat tentang difteri, dan ada pergeseran epidimologi dimana difteri yang sebelumnya menyerang balita dan anak sekolah, pada beberapa daerah mulai bergeser menyerang orang dewasa. (radar)

Exit mobile version