The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Dinas Pertanian Kukuhkan Pengelola KBR

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Luasnya areal lahan kritis di Banyuwangi yang saat ini mencapai 48.291 hectare (he has), menjadi atensi pemerintah pusat. Therefore, since 2010, pemerintah pusat melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Sampean, Bondowoso, menggalakkan program Kebun Bibit Rakyat (KBR) untuk membantu merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta penghijauan lingkungan di Bumi Blambangan.

Yesterday (30/5), Department of Agriculture, Forestry, dan Perkebunan Banyuwangi sebagai dinas teknis yang melaksanakan urusan pemkab di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan, menggelar sosialisasi penetapan kelompok masyarakat KBR. Exist 53 kelompok masyarakat (pokmas) calon pengelola KBR yang hadir dalam sosialisasi yang digelar di Aula Dinas Pertanian, Forestry, dan Perkebunan tersebut. Hadir pula dalam kegiatan kemarin perwakilan BPDAS Sampean, Ir Achriman Amad, dan kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pembenihan Provinsi Jawa Timur (East Java), Ir Budi Efiudin.

In his speech, kepala Dinas Pertanian, Forestry, and Plantation, Ir Ikrori Hudanto yang diwakili sekretaris Djati Loekito mengatakan, adanya KBR yang tersebar di 53 titik dan masing- masing mengelola 40 ribu bibit itu diharapkan mampu menurunkan angka lahan kritis dan lahan kurang produktif di Banyuwangi. Besides that, he added, kegiatan KBR tersebut diharapkan menjadi wahana peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat untuk membuat persemaian sendiri.

“Yang tidak kalah penting adalah peningkatan pendapatan masyarakat dalam jangka panjang," he said. Sosialisasi kemarin lantas dilanjutkan dengan pengukuhan calon pengelola KBR menjadi pengelola KBR tahun 2012. “Partisipasi masyarakat Banyuwangi untuk menanam jenis tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna semakin meningkat. We hope, kegiatan KBR ini dapat membantu memenuhi kebutuhan akan bibit tanaman tersebut,” pungkas Djati Loekito. (radar)