The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

The Banyuwangi Fisheries Service is Tracing the Causes of Turbid Sea Water

TIMES BANYUANGI, BANYUWANGI – Dinas Perikanan Banyuwangi Regency, East Java, explore the causes of turbid sea water. Dari hasil penelusuran dan penelitian di lapangan, fenomena tersebut disebabkan oleh imbas tingginya intensitas hujan di sejumlah daerah hulu.

“Sumbernya dari sungai,” kata Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Alief R Kartiono, Wednesday (28/12/2022).

As known, beberapa bulan belakangan kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu diguyur hujan lebat. Khususnya di daerah hulu atau pegunungan. as a result, debit aliran sungai meningkat. Karena bercampur tanah, air pun berubah keruh dan mengalir hingga ke laut.

the impact, air laut pun menjadi berubah warna kecoklatan. Dan itu terjadi nyaris di sepanjang garis pantai Bumi Blambangan.

One example, on Thursday (22/12/2022) then. Air laut di Pantai Blibis, Desa Patoman dan Pantai Blimbingsari, Blimbingsari Village, menjadi keruh. Kedua pantai tersebut berada di Kecamatan Blimbingsari. Kondisi yang sama juga terjadi di pantai di wilayah lingkungan Sukowidi, Klatak Village, Kalipuro District.

Laporan yang diterima Dinas Perikanan Banyuwangi, pada hari yang sama air laut di wilayah Kecamatan Pesanggaran juga berwarna kecoklatan. Seperti di Pantai Pancer, Red Island, Rajegwesi dan lainnya. Keadaan tersebut cukup mengganggu aktivitas nelayan.

“Di sana (perairan Pesanggaran), nelayan tidak bisa menangkap ikan. Karena air keruh, ikannya lari mencari kondisi air yang lebih jernih,” kata Alief.

Mengenao fenomena keruhnya air laut di wilayah Pesanggaran, menurut Dinas Perikanan Banyuwangi, juga disebabkan hal yang sama. Yakni air sungai yang keruh imbas tingginya intensitas hujan didaerah hulu masuk ke laut.

“Memang ada sebagian orang yang menyebut bahwa penyebab air keruh karena adanya aktivitas tambang. Tapi penelitian teman-teman penyuluh, keruhnya air laut bersumber dari aliran sungai,” kata Alief R Kartiono. (*)

herald : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio

source

Exit mobile version