The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Withdraw the report about his son who died after practicing Silat in Banyuwangi, Sumilah: Mas Alif Sudah Surga…

cabut-laporan-soal-anaknya-yang-meninggal-usai-latihan-silat-di-banyuwangi,-sumilah:-mas-alif-sudah-surga…
Withdraw the report about his son who died after practicing Silat in Banyuwangi, Sumilah: Mas Alif Sudah Surga…
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

KOMPAS.com – “Mas Alif sudah di surga. Ini foro terakhir yang saya ambil waktu Juli kemarin,” kata Sumilah (45) saat menunjukkan foto anak sulungnya, Alif Riski Hanip Widodo (14).

Alif adalah seorang siswa SMP di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang meninggal usai latihan silat pada Minggu (22/9/2024) afternoon.

Ia meninggal diduga dipukul pelatih silatnya, JAZ (17), saat ujian kenaikan sabuk. Saat itu Alif berlatih bersama dengan empat rekannya yang semuanya masih di bawah umur.

Sumilah dan keluarganya tercatat sebagai warga Cikarang, Bekasi. Sejak lulus SD, Alif menempuh pendidikan di pondok pesantren yang ada di Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi Regency.

Read too: Fighter 14 Year in Banyuwangi Died While Training, Allegedly beaten by a coach who is still a minor

Alasan Sumilah memondokkan anak sulungnya di Banyuwangi karena ia dan keluarganya berasal dari kabupaten yang ada di ujung timur Pulau Jawa.

Tak hanya Alif, sejak beberapa bulan terakhir ini, adik kedua Alif juga mondok di tempat yang sama. Karena tinggal berjauhan, Sumilah menitipkan Alif dan adiknya ke keluarga yang ada di Banyuwangi.

“Di sini ada keluarga besarnya. Pamannya juga di sini semua,” kata Sumilah saat ditemui di rumah duka yang ada di Desa Sraten, Srono . District, Banyuwangi pada Rabu (25/9/2024).

Sumilah mengaku terakhir kali melihat anaknya melalui video call dua hari sebelum anaknya meninggal dunia.

“Pada Jumat (20/9/2024), pamannya ke pondok jadwalnya buat jenguk. Sempat video call tapi dia kayak acuh lihat aja ke kamera terus main ponsel karena memang boleh main hp seminggu sekali dibawakan sama pamannya.”

“Adiknya yang banyak ngobrol dengan saya. Enggak nyangka itu terakhir kali melihat Alif,” kata Sumilah.

Secara fisik, Sumilah terakhir kali bertemu dengan Alif pada Juni 2024 saat ia ke Banyuwangi. at that time, ia dihubungi pihak pondok pesantren yang mengabarkan bahwa Alif sakit.

Read too: Children's Story 14 The year in Banyuwangi who died after being hit by his coach, Known Quiet and Loyal Friend

“Waktu itu Alif kejang dan dilarikan ke rumah sakit. When checked, dia ternyata positif DBD. Akhirnya dia dirawat delapan hari di rumah sakit,” kata Sumilah.

Dengan mata berkaca-kaca, Sumilah kemudian menunjukkan video yang merekam Alif sedang memeluk Sumilah di atas tempat tidur rumah sakit.

“Kalau kangen Alif, saya lihat video ini. Kadang saya buat status,” kata Sumilah sambil menunjukkan video dan foto kedekatannya dengan Alif.

Menurut Sumilah, saat perayaan Idul Adha, ia masih di rumah sakit untuk menjaga Alif.


Page 2

“Ini foto terakhir tanggal 13 July 2024. Tiga hari setelah dia ulang tahun 10 July. Dia habis sakit juga.”

“Waktu itu dia minta dbuatkan nasi kuning untuk teman-temannya satu kamar di pondok. Saya sempat buatkan juga," he said.

Menurut Sumilah, kala itu ia tinggal di Banyuwangi selama sebulan untuk merawat Alif yang terkena DBD. After that, ia mengantar Alif ke pondok pesantren sebelum ia pulang ke Bekasi.

“Kami sering video call setiap Jumat pas pamannya nyambang ke pesantren,” kata Sumilah.

Menurut Sumilah, Alif pernah memintanya untuk membelikan kemeja warna putih dan ia belum sempat mewujudkannya.

“Dia pernah minta kemeja warna putih, tapi saya belum membelikannya. Saya enggak tahu apa ini adalah pertanda,” kata dia sambil mengusap air mata.

Di mata Sumilah, Alif adalah anak yang baik dan pintar serta tak pernah berbuat macam-macam.

“Saya juga tidak tahu kalau dia ikut silat. Tapi ya sudahlah saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa atas kematian Alif,” kata Sumilah.

Read too: Bisa Silat, Gadis Penjual Gorengan yang Tewas Diduga Sempat Lawan Pelaku

Ia mengaku langsung pulang dari Bekasi ke Banyuwangi saat mendengar anak pertamanya meninggal dunia.

“Saya dapat kabar jam 3 sore dan berangkat jam 5 sore sewa mobil sendiri. Perjalanan 18 jam dari Bekasi ke Banyuwangi langsung ke rumah sakit dan tahu anak saya sudah meninggal,” kata Sumilah.

Ia mengaku awalnya menyetujui saat adiknya membuat laporan ke polisi. Namun di tengah perjalanan ke Banyuwangi, Sumilah merasa harus mengikhlaskan kematian anaknya.

“Itu baru beberapa jam di perjalanan, saya berpikir, buat laporan ke polisi pun tak akan membuat anak saya hidup kembali. Saya telepon keluarga di Banyuwangi dan meminta untuk mencabut laporan,” kata Sumilah.

Sumilah mengaku banyak yang mempertanyakan keputusannya mencabut laporan ke polisi. Namun ia yakin bahwa keputusannya yang terbaik untuk mendiang anak pertamanya.

“Mas Alif itu anak yang setia kawan. Sering sekali berbagi ke teman-temannya di pondokan. I believe, Mas Alif juga enggak akan suka jika temannya dihukum.”

“Saya pikir, ini sudah jalannya Mas Alif meninggal seperti ini. Jika Mas Alif langsung meninggal, berarti dia tak sempat merasakan sakit," he said.


Page 3

Menurut Sumilah, keluarga terduga pelaku, JAZ juga sudah datang ke rumahnya untu menyampaikan permintaan maaf.

“Keluarganya sudah ke sini. Tapi orang tuanya belum karena masih di Lampung. Katannya mau ke sini.”

“Kalau sama pelatihnya, saya tidak mau bertemu dengannya. Katanya masih di kantor polisi, tapi itu sudah bukan urusan saya,” kata Sumilah.

Read too: Gadis Penjual Gorengan yang Tewas Disebut Bisa Silat dan Pernah Raih Medali

Menurut Sumilah, ia dan suaminya berharap agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang tinggi.

“Saya ini hanya lulusan SD. Suami kerja di pengecoran jalan di Bekasi. Kami pinginnya anak-anak pendidikannya di atas kami. Termasuk Alif dan adik-adiknya. Itu alasan kami pondokkan. Tapi sekali lagi ini takdir, kami harus ikhlaskan," he said.

“Sekarang Mas Alif sudah enggak sakit lagi, sudah di surga. Saya dan keluarga sudah ikhlas. Ridhonya Allah bergantung ridho orang tuanya. Karena itu saya ridho dengan kepergian Alif,” tutup Sumilah.

Listen breaking news and featured news we're right on your phone. Select your favorite channel to access Kompas.com WhatsApp Channel news : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Make sure you have installed the WhatsApp application.

Exit mobile version