The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Atap Diterjang Badai Dikira Gunung Meletus

Warga kaki Gunung Raung masih belum bisa bernapas lega. Selain dibayangi letusan gunung berapi, warga Desa Sumberarum, Songgon District, juga was-was dengan angin kencang yang menerjang dua hari terakhir. SUARA gemuruh kerap kali terdengar warga akibat aktivitas gunung terbesar di Pulau Jawa itu.

Di waktu petang, warga bisa menyaksikan kepulan asap disertai sinar api menyembur di puncak gunung ter sebut. Fenomena alam tersebut membuat warga cemas. Last Friday night (4/1), warga dikejutkan dengan kobaran api yang keluar dari puncak gunung yang memiliki luas kaldera 800 x 1.200 that meter. Without command, warga banyak yang keluar rumah untuk melihat fenomena alam tersebut. Because, itu adalah yang pertama kali disaksikan warga. Until yesterday (9/1), aktivitas gunung yang memiliki kedalaman kawah 500 meter tersebut masih belum menunjukkan penurunan.

Because, suara gemuruh masih kerap terdengar. But, kini suara gemuruh tersebut tidak sepadat hari-hari sebelumnya. Sangat wajar bila warga yang ter sebar di tujuh dusun tersebut di hantui rasa takut atas erupsi gunung ter sebut. However, mereka tidak mengungsi. even though, ketika aktivitas Gunung Raung meningkat bulan lalu, puluhan warga memilih meninggalkan rumah karena takut gunung tersebut benar-benar meletus.

Just a reminder, saat itu warga yang tinggal di kawasan Perkebunan Bayu Kidul ramai-ramai menjual ternak miliknya Warga Dusun Lider terpaksa menjual sapi dan kambing mereka lantaran panik. Harga jual ternak pun anjlok. Hal itu tampaknya menjadi pengalaman bagi warga lereng Gunung Raung. Now, mereka tidak lagi mengambil langkah cepat dengan ‘’pindah tidur’’, apalagi sampai menjual hewan ternak. Masyarakat memilih bersikap lebih dewasa sambil memperhatikan imbauan pemerintah.

To date, status gunung yang berdampingan dengan Gunung Meranti tersebut masih belum berubah sejak tanggal 22 October 2012 then, yakni berstatus siaga (level III). Gempa tremor yang terekam seismograf rata-rata masih di bawah 10 mm amplitude. Nah, kini warga juga terancam angin kencang. Selama dua hari terakhir hembusan angin cukup kencang. as a result, se jumlah pohon tumbang. Not only that, permukiman warga juga rusak akibat disapu angin. Rumah milik Juma’ati, warga Dusun Pasar, Sumberarum Village, for example. Rumah milik ibu dua anak itu rusak lantaran di terjang angin kencang.

Beberapa atap rumah tersebut jebol. ‘’Kejadiannya tadi malam sekitar jam 02.00. Saya kaget dan langsung keluar rumah. Saya kira gunung meletus, ternyata atap rumah saya tersapu angin,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Until yesterday, atap rumah yang kini taruh di dapur tersebut masih dibiarkan. See chapter, atap yang melayang dan jatuh itu sudah tidak bisa diperbaiki. ‘’Ya gak bisa dipakai. Ini masih mau diperbaiki, menunggu suami pulang kerja,he explained. Hal yang sama dialami Ahmad Saikhu. Ba pak dua anak itu mengaku kaget bukan ke palang saat terdengar suara keras di belakang rumahnya.

Dia mengira pohon cengkih menimpa atap dapur yang baru dia bangun. ‘’Tidak kaget gimana, suaranya kencang sekali. It turns out, hanya pohon pisang yang roboh,He said. according to her, angin kencang semacam itu jarang terjadi di desanya. Bisa dikatakan, cuaca ekstrem tersebut sudah bertahun-tahun tidak terjadi di desanya. ‘’Pokoknya, cuacanya sekarang lagi ekstrem. Apa memang ada kaitannya dengan gunung ya,” ujarnya penuh tanda tanya. Pohon roboh juga nyaris menimpa rumah warga milik Purwati.

Lucky, pohon Waru yang roboh itu terhalang pohon lain. Andai saja tidak ada pohon di sampingnya, bukan tidak mungkin pemilik rumah akan mengalami kerugian materi. Not only that, angin kencang yang terjadi siang-malam tersebut juga membuat Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU), tepatnya di Dusun Pasar, yang dipasang melintang di jalan juga jatuh Selasa malam lalu. Lucky, kawat yang putus tertahan pohon. Now, lampu tersebut diamankan warga agar tidak hilang. (radar)

Exit mobile version