The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Tears Flowed at the Farewell Event for the Retired Head of Sarimulyo Village, Banyuwangi

air-mata-mengalir-di-acara-pamit-purna-kepala-desa-sarimulyo,-Banyuwangi
Tears Flowed at the Farewell Event for the Retired Head of Sarimulyo Village, Banyuwangi
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI, Jurnalnews – Suasana haru menyelimuti pendopo Kantor Desa Sarimulyo, Cluring District, Banyuwangi pada Senin, 12 December 2023, saat Kepala Desa Sarimulyo, Didik Eko Andriyanto, S.Pd., menggelar acara perpisahan menjelang pensiunnya.

educate, yang telah memimpin desa selama dua periode sejak tahun 2011 until 2023, memilih untuk tidak kembali mencalonkan diri sebagai kepala desa pada tahun ini, merasa cukup telah menjadi panutan bagi warganya dalam mewujudkan kemajuan Desa Sarimulyo.

Dalam pamitan yang sarat makna itu, Didik mengungkapkan perasaannya, “Saya meminta maaf jika selama ini ada kesalahan dari diri saya kepada seluruh staf desa, perangkat Kadus, Rw, dan Rt yang selalu mendampingi dan membantu saya dalam menggerakkan roda pembangunan di Desa Sarimulyo. Today, saya berpamitan karena masa tugas saya sebagai kepala desa di Sarimulyo telah berakhir.” Ungkap Didik diacara pamit tersebut.

Air mata Didik pun tidak terbendung ketika menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh staf yang telah setia mendampingi dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan desa. Selama dirinya menjabat kepala desa banyak sekali pencapaian pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan, serta peningkatan Sumber Daya Manusia (HR) melalui pelatihan keterampilan tahunan untuk masyarakat.

Setelah acara ditutup dengan doa, suasana haru semakin terasa saat satu per satu staf desa, mulai dari perangkat Kadus, Rw, hingga Rt, mengucapkan selamat tinggal kepada Didik sambil bersalaman dan memeluknya. Suwasana haru tersebut menciptakan kenangan indah yang tak akan terlupakan oleh Didik dan keluarganya, mengukir sejarah kepemimpinan di Desa Sarimulyo.

Didik memutuskan untuk meneruskan misi kemanusiaannya dengan menjenguk warga kurang mampu, dirumah Mbah Mitun, an old grandmother 88 year, Didik menunjukkan kepeduliannya.(Photo: Rony Subhan).Didik memutuskan untuk meneruskan misi kemanusiaannya dengan menjenguk warga kurang mampu, dirumah Mbah Mitun, an old grandmother 88 year, Didik menunjukkan kepeduliannya.(Photo: Rony Subhan).

Setelah acara perpisahan selesai, educate, yang bakal segera bersantai dalam masa pensiunnya, tak mau berhenti pada momen itu saja. Dia pun memutuskan untuk meneruskan misi kemanusiaannya dengan menjenguk warga kurang mampu di wilayahnya.

Begitu sampai di rumah salah satu warga, yaitu Mbah Mitun, an old grandmother 88 year, Didik menunjukkan kepeduliannya. Sambil bersungkem, Didik menyelipkan sejumput rezeki di tangan Mbah Mitun seraya bilang, “Ini buat Mbah, semoga bisa dipakai buat makan atau keperluan lainnya, ya.” Ucapnya.

Kisah hidup Mbah Mitun yang tinggal sendirian setelah ditinggal suaminya, ia tinggal di rumah yang masih memerlukan perbaikan. Rumah itu menjadi saksi bisu dari besarnya sang buah hati Mbah Mitun sebagai ibu angkat bagi sejumlah anaknya yang kini telah tumbuh besar.

Aksi kepedulian Didik tidak hanya menciptakan kenangan di acara pamitan, tetapi juga menunjukkan sisi kemanusiaan yang hangat dan peduli di tengah-tengah masyarakat.

Didik membagikan kisah mengenai Mbah Mitun, ia membutuhkan bantuan dari pemerintah. Meski Mbah Mitun pernah mendapatkan bantuan dari salah satu program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan juga rantang kasih (makan setiap hari), namun sayangnya bantuan tersebut terhenti karena adanya bukti KTP ganda yang menimpanya.

“Dulu Mbah Mitun dapat bantuan, tapi sekarang terhenti. It turns out, ada permasalahan KTP ganda dengan tahun lahir dan alamat yang berbeda,” jelas Didik.

Didik Eko Andriyanto, S.Pd., menunjukan KTP mbah Mitun yang dobel pada fota hanphonya. (Photo: Rony Subhan).Didik Eko Andriyanto, S.Pd., menunjukan KTP mbah Mitun yang dobel pada fota hanphonya. (Photo: Rony Subhan).

Kendala ini membuat bantuan dari pemerintah tidak dapat terus berlanjut untuk Mbah Mitun. Munculnya perbedaan informasi pada KTP menimbulkan hambatan, dan Didik menyampaikan hal ini dengan harap agar pemerintah dapat meninjau kembali status penerima bantuan seperti Mbah Mitun.

Didik berharap agar Mbah Mitun dapat kembali mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Saya berharap tahun depan Mbah Mitun bisa kembali terakomodasi dalam bantuan BPNT dan PKH. After that, bisa kita usulkan lagi untuk mendapatkan program bedah rumah," he said.

Didik juga menegaskan pentingnya kelangsungan program-program yang telah ada kepada kepala desa yang baru. “Saya mengajak kepala desa yang akan datang untuk melanjutkan program-program yang sudah berjalan. Semoga keberlanjutan ini dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat,” tegas Didik. (Rony//JN).