Radarbanyuwangi.id – Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung menggelar upacara ritual bersih desa dengan melaksanakan ruwatan, Selasa (2/7). Tradisi yang dilakukan setiap tahun itu, dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama.
Kegiatan bersih desa ini, sudah dimulai sejak Sabtu (29/6) hingga Selasa (2/7). Tujuannya, untuk mendoakan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat desa. “Ruwatan atau bersih desa ini tradisi yang selalu dilaksanakan setiap tahun,” kata Kepala Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Ahmad Zaenuri.
Dalam upacara tardisi ini, terang dia, mengundang para tokoh lintas agama. Mereka berdoa bersama demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. “Acara ini dimulai Sabtu (29/6) malam dengan tahlilan oleh umat Islam, dan umat Hindu menggelar doa bersama pada Minggu (30/6) malam,” terangnya.
Selanjutnya, jelas dia, pada Senin (1/7) pagi ibu-ibu PKK mengadakan semaan Alquran. Sedang Senin (1/7) malam diadakan doa bersama oleh umat Kristiani. “Warga Desa Barurejo itu agamanya beragam, semua menggolar doa bersama. Kami ingin menunjukkan kerukunan antar umat beragama di desa kami,” ujarnya.
Untuk puncak acara digelar ruwatan pada Selasa (2/7) pagi. Untuk kegiatan tradisi ini diadakan pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Gandang Muskini dari Palu, Sulawesi. Pada Selasa (2/7) malam, diadakan hiburan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Bayu Wibowo. “Ruwatan ini khusus untuk membersihkan desa dan ini sakral,” sebutnya.
BERKAH: Para ibui PKK Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung melaksanakan semaan Alquran di Kantor Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung pada Senin (1/7) (Gareta)
Dalam acara hiburan itu, masih kata Zainuri, selain pagelaran wayang kulit juga menampilkan potensi seni desa seperti tari gandrung yang ditabuh oleh anak-anak Barurejo. “Dalang Ki Bayu Wibowo itu warga asli Barurejo yang kini menetap di Palu, kami bangga bisa menampilkan talenta dari desa kami sendiri,” jelasnya.
Zainuri menyebut, ruwatan desa ini biasanya diadakan pada Selasa Kliwon di bulan Muharram. Tapi karena tidak ada Selasa Kliwon pada bulan pertama hijriyah itu, maka untuk tahun ini dilaksanakan pada Selasa di bulan besar atau Dzulhijah). “Jadi untuk tahun ini kita sesuaikan,” ujarnya.
Inti dari ruwatan desa ini, jelas dia, untuk memastikan semua warga desa selamat, aman, dan semakin sejahtera. Selain itu, perangkat desa diharapkan juga dapat semakin sejahtera. “Ruwatan ini bentuk syukur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.
Ruwatan Desa Barurejo, jelas dia, bukan sebatas tradisi, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar warga, dan menunjukkan kekuatan persatuan dalam keragaman. “Dengan kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin kompak. dan desa kami semakin maju,” harapnya.
Zaenuri menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk para relawan seni yang telah berkontribusi besar. “Partisipasi semua pihak sangat penting dalam suksesnya acara ini,” tegasnya.(rei/abi)
