Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dam Singir Muncar Dikeringkan, Ratusan Warga Banyuwangi Berebut Ikan Mabuk

dam-singir-muncar-dikeringkan,-ratusan-warga-banyuwangi-berebut-ikan-mabuk
Dam Singir Muncar Dikeringkan, Ratusan Warga Banyuwangi Berebut Ikan Mabuk

RadarBanyuwangi.id – Ratusan warga dari berbagai daerah di Banyuwangi Selatan mendatangi Dam Singir atau Dam Blambangan di Dusun Mangunrejo, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Selasa (15/10).

Mereka berbondong-bondong menuju ke bendungan peninggalan penjajah Belanda itu untuk menangkap ikan.

Berbekal alat-alat sederhana seperti jala dan jaring, warga berebut ikan setelah petugas pengairan Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Srono melakukan pengosongan dam (flushing).

Baca Juga: Sedimen Pasir Menumpuk hingga Satu Meter dan Kerikil di sekitar Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh

Saat pintu air bendungan dibuka sebagai tanda sungai akan dikeringkan, warga langsung berhamburan turun ke sungai.

”Saya menunggu sejak pagi,” ungkap Miseni, 41, warga Mangunrejo, Desa Blambangan.

Menurut Miseni, berburu ikan di Dam Singir sudah menjadi rutinitas setiap tahun bersama kawan-kawannya. Saat jadwal sepei atau pengeringan bendungan ini tiba, warga rela libur dari pekerjaan demi mencari ikan.

”Hari ini hari senang-senang, semua wajib libur untuk cari ikan,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Miseni menyebut, dia bersama keluarganya selalu datang setiap sepei untuk mencari ikan. Ikan yang banyak ditangkap warga itu jenis melem, tawes, hingga lele.

Baca Juga: Giliran Siswa MI dan MTs di Dekat Dam Sawi Sumberrejo Banyuwangi Bersihkan Aliran Sungai

”Yang mencari ikan bukan hanya warga sekitar Kecamatan Muncar, dari luar daerah juga banyak yang datang,” jelasnya.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan emak-emak bercampur aduk di sekitar bendungan untuk menangkap ikan.

”Anak-anak yang sekolah juga banyak yang tidak masuk ketika seperti ini, semuanya ingin mencari ikan,” ungkap Miseni seraya tertawa.

Sekretaris Dinas (Sekdin) Pekerjaan Umum Pengairan Banyuwangi Reza Al Fahrobi mengatakan, flushing merupakan agenda rutin setiap tahun. Pengeringan dam bertujuan untuk perawatan bendungan.


Page 2

”Setelah kering, akan kita lakukan pemeliharaan bendungan seperti pengecatan atau penambalan-penambalan,” ucapnya.

Baca Juga: Sedimentasi Dam Gembleng Desa Aliyan Banyuwangi Dibersihkan: Ini Manfaatnya Bagi Petani

Pengosongan dam tersebut, juga menjadi salah satu upaya untuk memutus bibit penyakit pertanian yang berada di dalam air menjelang musim tanam pertama ini.

”Ini juga untuk membersihkan sedimen-sedimen yang mengendap di dasar sungai seperti lumpur,” terangnya.

Menurut Reza, Dam Singir yang terletak di antara Kecamatan Srono dan Kecamatan Muncar itu digunakan mengairi sawah dari delapan desa di dua kecamatan dengan baku sawah 1.457 hektare.

”Pengeringan ini dilakukan sekitar tiga hari karena masih banyak petani di bawah yang butuh air,” terangnya.

Baca Juga: Perlancar Debit Air, Dinas Pengairan dan Petani Bersih-Bersih Dam Pancursari Benculuk Banyuwangi

Reza merinci, dari total luasan 1.457 hektare sawah itu meliputi Desa Blambangan 428 hektare, Desa Tembokrejo 159 hektare, Desa Kedungrejo 110 hektare, Desa Sumbersewu 124 hektare, dan Desa Kumendung 289 hektare.

Sedangkan dari Kecamatan Srono, Desa Bagorejo ada 171 hektare, Desa Kepundungan 93 hektare, dan Desa Rejoagung 83 hektare. ”Idealnya pengeringan sampai 11 hari,” ujarnya.

Terkait banyaknya warga yang mencari ikan di dam tersebut, Reza menyebut hal itu sebagai efek alami dari keberadaan bendungan peninggalan Belanda.

”Ikan-ikan ini alami ada di sini, kita tidak pernah menaruh bibit. Ketika dikeringkan warga pasti langsung berkumpul mencari ikan,” pungkasnya. (sas/abi/c1)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Ratusan warga dari berbagai daerah di Banyuwangi Selatan mendatangi Dam Singir atau Dam Blambangan di Dusun Mangunrejo, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Selasa (15/10).

Mereka berbondong-bondong menuju ke bendungan peninggalan penjajah Belanda itu untuk menangkap ikan.

Berbekal alat-alat sederhana seperti jala dan jaring, warga berebut ikan setelah petugas pengairan Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Srono melakukan pengosongan dam (flushing).

Baca Juga: Sedimen Pasir Menumpuk hingga Satu Meter dan Kerikil di sekitar Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh

Saat pintu air bendungan dibuka sebagai tanda sungai akan dikeringkan, warga langsung berhamburan turun ke sungai.

”Saya menunggu sejak pagi,” ungkap Miseni, 41, warga Mangunrejo, Desa Blambangan.

Menurut Miseni, berburu ikan di Dam Singir sudah menjadi rutinitas setiap tahun bersama kawan-kawannya. Saat jadwal sepei atau pengeringan bendungan ini tiba, warga rela libur dari pekerjaan demi mencari ikan.

”Hari ini hari senang-senang, semua wajib libur untuk cari ikan,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Miseni menyebut, dia bersama keluarganya selalu datang setiap sepei untuk mencari ikan. Ikan yang banyak ditangkap warga itu jenis melem, tawes, hingga lele.

Baca Juga: Giliran Siswa MI dan MTs di Dekat Dam Sawi Sumberrejo Banyuwangi Bersihkan Aliran Sungai

”Yang mencari ikan bukan hanya warga sekitar Kecamatan Muncar, dari luar daerah juga banyak yang datang,” jelasnya.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan emak-emak bercampur aduk di sekitar bendungan untuk menangkap ikan.

”Anak-anak yang sekolah juga banyak yang tidak masuk ketika seperti ini, semuanya ingin mencari ikan,” ungkap Miseni seraya tertawa.

Sekretaris Dinas (Sekdin) Pekerjaan Umum Pengairan Banyuwangi Reza Al Fahrobi mengatakan, flushing merupakan agenda rutin setiap tahun. Pengeringan dam bertujuan untuk perawatan bendungan.