Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

bupati-banyuwangi-dorong-petani-pakai-pupuk-organik
Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik dalam sistem pertanian mereka.

Pemkab juga meminta kepada para petani agar mengurangi ketergantungan pupuk kimia, dengan perlahan beralih ke organik.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan, saat ini telah banyak kelompok tani yang memproduksi pupuk organik sendiri.

“Itu bagus, seperti memanfaatkan limbah organik yang ada di lingkungan sekitar,” kata Ipuk, Sabtu (6/7/2024).

Baca juga: Tingkatkan Kualitas, Petani di Kabupaten Bandung Beralih ke Pupuk Organik

Misalnya, para petani di Kecamatan Rogojampi. Mereka berhasil memproduksi pupuk Nitrogen Pospor Kalium (NPK) cair yang berasal dari limbah dapur, seperti kulit nanas, kulit kacang kedelai, dan lainnya.

“Sebelumnya bahkan ada kelompok tani yang memanfaatkan hewan ternak domba, kambing, maupun sapi, yang diolah menjadi pupuk cair organik,” ujar Ipuk.

Menurut Ipuk, pembuatan pupuk organik sangat mudah, karena bahan-bahannya banyak ditemukan di lingkungan sekitar.

“Banyak kelompok tani di Banyuwangi yang berhasil menerapkan pupuk organik bahkan telah memiliki sertifikasi,” ungkap Ipuk.

Baca juga: Cerita Harjono, Petani di Delanggu Beralih ke Pupuk Organik untuk Tanam Padi

Dengan penggunaan pupuk organik, lanjut Ipuk, selain mampu menekan biaya produksi, juga dapat meningkatkan produksi petani serta lebih menyuburkan tanah.

“Karena itu saya minta Dinas Pertanian dan penyuluh petani, untuk terus melakukan pendampingan dan pelatihan agar para petani bisa memproduksi dan beralih ke pupuk organik,” ungkap Ipuk.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rogojampi, Feby Cahayaningrum, mengaku rutin melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik.

“Di 20 desa di dua kecamatan yakni Rogojampi dan Blimbingsari kami rutin melakukan pelatihan,” kata Feby.

Baca juga: Pupuk Organik dari Kotoran Hewan, Kreasi Kolaborasi Mahasiswa Unpar dan Unisba

Feby mengatakan, saat ini sudah banyak petani yang mengurangi dosis atau bahkan benar-benar beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik.

“Bahkan ada tiga kelompok tani yang mendapat sertifikasi organik. Ini luar biasa,” ujar Feby.

Menurut Feby, dengan penggunaan organik, dapat mengurangi 30-50 persen biaya produksi petani. “Sehingga keuntungan petani juga meningkat,” tandas Feby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.