Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BKPRMI Kenalkan Metode BCM kepada 350 Guru Pengajar

bkprmi-kenalkan-metode-bcm-kepada-350-guru-pengajar
BKPRMI Kenalkan Metode BCM kepada 350 Guru Pengajar
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

RadarBanyuwangi.id – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Dakwah & Sumber Daya Manusia (LPPD-SDM) DPD Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Banyuwangi mengadakan kegiatan mengajar anak dengan memanfaatkan metode BCM (Bermain, Cerita, dan Menyanyi). 

Kegiatan tersebut digelar pada Minggu (6/10) di Masjid Hijau Baitullah, Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi. Kegiatan tersebut diikuti oleh 350 ustad/ustadah dari TPA/TPQ se-Kabupaten Banyuwangi. 

Narasumber yang dihadirkan adalah juru kisah nasional asal Jogjakarta, Ustad H Wuntat Wawan Sumbodo SAg.

Ketua panitia H Achmad Zakaria mengatakan, anak-anak memiliki dunia yang berbeda dengan orang tuanya. Maka, diperlukan metode khusus untuk menciptakan ruang belajar yang menyenangkan. 

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Kacang Telur, Camilan Segala Suasana, Resmi Bisa Santai Oke

”Salah satunya dengan metode BCM. Sehingga, anak-anak bisa belajar dengan menyenangkan dan tidak membosankan,” ujar pengasuh Ponpes Safinda ini.

Ketua Umum DPD BKPRMI Kabupaten Banyuwangi Achmad Sururuddin SE MSi mengatakan, tugas guru/ustad adalah membantu anak belajar dengan cara memanfaatkan situasi dan kondisi lingkungan sehingga murid/santri dapat belajar dengan mudah. 

”LPPD-SDM mempunyai rencana untuk membuat wadah guru mengaji yang ahli berkisah untuk anak, gerakan 1 desa 1 guru ngaji yang bisa berkisah,” ujarnya.

Dalam paparannya, Ustad Wuntat mengatakan bahwa belajar nyaman dan menyenangkan salah satunya dengan permainan. 

Baca Juga: Sempat Cekcok dengan Ayahnya, Warga Sutri Banyuwangi Tewas Gantung Diri

Sebab, permainan dapat membangun kreativitas anak, sekaligus sebagai sarana mengenalkan lingkungannya.

Selain mengajak bermain dengan game mendidik, cara lain adalah dengan bercerita. Bercerita dapat dijadikan rujukan sekaligus nilai teladan bagi anak-anak. 

Setelah anak merasa senang dan cocok dengan gurunya, di situlah mulai proses mentransfer ilmu dilakukan dengan baik. 

Sebab jika seorang anak yang kurang mengenal gurunya, akan sulit untuk menerima pelajaran dari sang guru.


Page 2


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Dakwah & Sumber Daya Manusia (LPPD-SDM) DPD Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Banyuwangi mengadakan kegiatan mengajar anak dengan memanfaatkan metode BCM (Bermain, Cerita, dan Menyanyi). 

Kegiatan tersebut digelar pada Minggu (6/10) di Masjid Hijau Baitullah, Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi. Kegiatan tersebut diikuti oleh 350 ustad/ustadah dari TPA/TPQ se-Kabupaten Banyuwangi. 

Narasumber yang dihadirkan adalah juru kisah nasional asal Jogjakarta, Ustad H Wuntat Wawan Sumbodo SAg.

Ketua panitia H Achmad Zakaria mengatakan, anak-anak memiliki dunia yang berbeda dengan orang tuanya. Maka, diperlukan metode khusus untuk menciptakan ruang belajar yang menyenangkan. 

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Kacang Telur, Camilan Segala Suasana, Resmi Bisa Santai Oke

”Salah satunya dengan metode BCM. Sehingga, anak-anak bisa belajar dengan menyenangkan dan tidak membosankan,” ujar pengasuh Ponpes Safinda ini.

Ketua Umum DPD BKPRMI Kabupaten Banyuwangi Achmad Sururuddin SE MSi mengatakan, tugas guru/ustad adalah membantu anak belajar dengan cara memanfaatkan situasi dan kondisi lingkungan sehingga murid/santri dapat belajar dengan mudah. 

”LPPD-SDM mempunyai rencana untuk membuat wadah guru mengaji yang ahli berkisah untuk anak, gerakan 1 desa 1 guru ngaji yang bisa berkisah,” ujarnya.

Dalam paparannya, Ustad Wuntat mengatakan bahwa belajar nyaman dan menyenangkan salah satunya dengan permainan. 

Baca Juga: Sempat Cekcok dengan Ayahnya, Warga Sutri Banyuwangi Tewas Gantung Diri

Sebab, permainan dapat membangun kreativitas anak, sekaligus sebagai sarana mengenalkan lingkungannya.

Selain mengajak bermain dengan game mendidik, cara lain adalah dengan bercerita. Bercerita dapat dijadikan rujukan sekaligus nilai teladan bagi anak-anak. 

Setelah anak merasa senang dan cocok dengan gurunya, di situlah mulai proses mentransfer ilmu dilakukan dengan baik. 

Sebab jika seorang anak yang kurang mengenal gurunya, akan sulit untuk menerima pelajaran dari sang guru.

Exit mobile version