Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Belajar Membuat Pembalut Kain bersama Biyung di Banyuwangi

belajar-membuat-pembalut-kain-bersama-biyung-di-banyuwangi
Belajar Membuat Pembalut Kain bersama Biyung di Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KOMPAS.com – Puluhan perempuan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur belajar membuat pembalut kain pada Sabtu (7/9/2024).

Workshop yang dilakukan di Pondok Pesantren Shafiyah, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi merupakan program Biyung, organisasi yang fokus pada upaya terwujudnya keadilan menstruasi, serta berkontribusi pada usaha pelestarian lingkungan.

Tak hanya belajar membuat pembalut kain, workshop tersebut juga menjadi ruang diskusi bagi peserta untuk mengenal lebih dalam soal menstruasi, serta hak hidup sehat.

“Kami berdiskusi soal self care soal pengetahuan dasar untuk merawat diri saat menjalani masa menstruasi,” kata Westiani Agustin (47), pendiri Biyung saat ditemui Kompas.com, Sabtu.

Perempuan yang akrab dipanggi Ani itu mengatakan organisasi yang berdiri di Yogyakarta tersebut juga mengajarkan bagaimana membuat pembalut kain kepada peserta.

Baca juga: 7 Penyebab Kanker Ovarium di Usia Muda, Termasuk Menstruasi Dini

“Kenapa pembalut kain? Yang pasti untuk mengurangi sampah dan ikut melestarikan lingkungan. Selain itu pembalut kain bisa dipakai sendiri serta bisa jadi sumber penghasilan baru, dijual sehingga secara ekonomi menguntungkan bagi perempuan,” kata dia.

Ia mengatakan bahan membuat pembalut kain cukup sederhana yakni dengan menggunakan lapisan waterproof, handuk, bahan kaos dan bahan motif.

“Kemudian dipotong sesuai pola dan dijahit,” kata dia.

Ani mengatakan dengan menggunakan pembalut kain, para perempuan yang iritasi saat menggunakan pembalut sekali pakai akan lebih nyaman saat menggunakan pembalut kain.

“Dalam usianya, rata-rata perempuan ini 400 kali menstruasi dan tidak sedikit memiliki pengalaman tak menyenangkan saat datang bulan terutama saat memilih pembalut. Padahal mereka bisa membuatnya sendiri di rumah,” tambah dia

Peserta belajar membuat pembalut kain di Pondok Pesantren Shafiyah, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Sabtu (7/9/2024).Kompas.com/RACHMAWATI Peserta belajar membuat pembalut kain di Pondok Pesantren Shafiyah, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Sabtu (7/9/2024).

Dikutip dari Biyung,org, saat ini sudah ada 24.000 pembalut kain yang telah diproduksi dari program sosial Biyung.

Sementara itu Uun, pengurus Pondok Pesantren Shafiyah mengatakan worshop membuat pembalut kain tersebut bermanfaat sekali, khususnya untuk lingkungan pondok pesantren.

“Karena pembalut sekali pakai ini kan menghasilkan sampah. Sementara di pesantren banyak santriwati. Kalau pembalut kain bisa dicuci dan dipakai lagi,” kata dia.

Norma, salah satu peserta workshop mengaku saat mengikuti kegiatan itu ia juga mendapatkan pengetahuan soal siklus menstruasi.

Baca juga: Arti Berbagai Warna Darah Menstruasi dan Penyebabnya

“Selama ini ngomongin mentruasi selalu dianggap tabu, ini tadi belajar soal siklus menstruasi, gejala-gejala pre-menstruasi. Termasuk belajar mencatat siklus mentruasi agar memahami tubuh, termasuk merencanakan dan menunda kehamilan,” kata dia.

Ia juga bercerita mendapatkan pengalaman baru dengan membuat langsung pembalut dari kain.

“Bahan-bahannya gampang dan caranya juga mudah untuk dipelajari. Terpikir juga untuk beralih menggunakan pembalut kain,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.