BANYUWANGI – Kericuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Jambi pada Rabu (1/3) mendapat atensi serius seluruh lapas di Indonesia. Tidak terkecuali Lapas Banyuwangi. Tidak mau kejadian itu terjadi di Banyuwangi, Lapas Kelas IIB Banyuwangi mengantisipasi dengan meningkatkan pengamanan.
Tidak hanya itu, pasca rusuh di dalam Lapas Jambi yang mengakibatkan beberapa penghuni lapas terluka, pihak Lapas Banyuwangi langsung berkoordinasi dengan Sabhara Polres Banyuwangi terkait peningkatan keamanan. ”Kita tingkatkan pengamanan. Meski kemungkinan kecil terjadi, tapi koordinasi dengan pihak Sabhara Polres Banyuwangi perlu kami lakukan sebagai langkah antisipasi,” tegas Kepala Satuan Pengamanan LP (KPLP) Banyuwangi, Eko Ari Wibowo.
Peningkatan pengamanan di dalam Lapas Kelas II Banyuwangi dirasa penting mengingat jumlah narapidana di dalam Lapas Banyuwangi membengkak dan bisa dikatakan over kapasitas. Bayangkan, dari kapasitas lapas yang sejatinya hanya bisa dihuni 260 orang, saat ini jumlah tahanan dan napi di Lapas Banyuwangi mencapai 803 orang.
Eko juga mengiyakan tentang over kapasitas Lapas Banyuwangi. Jika dipersentase, over kapasitas Lapas Banyuwangi mencapai 400 persen. ”Selain meningkatkan pengamanan di dalam maupun di luar lapas, kita juga lakukan pendekatan secara intens dengan penghuni lapas. Pendekatan perlu dilakukan agar sekecil apa pun pemicu konflik di dalam lapas bisa terdeteksi,” tandasnya.
Seperti diketahui, kericuhan terjadi di Lapas Jambi Rabu lalu (1/3). Narapidana membakar salah satu ruangan di dalam lapas. Usut punya usut, sejumlah narapidana di Lapas Kelas IIA Jambi itu melakukan perlawanan karena menolak razia yang dilakukan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi. Akibat kericuhan itu ada sekitar 12 orang terluka dari unsur kepolisian dan sisanya warga binaan. (radar)