BANYUWANGI – Protes bertubi-tubi dari sejumlah warga terhadap penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, disikapi serius Bupati Abdullah Azwar Anas. Orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi itu mengaku siap turun ke lapangan untuk menjelaskan permasalahan tambang emas tersebut dengan sejelas-jelasnya pada Jumat besok (25/3).
Seperti diketahui, dipicu kekhawatiran kerusakan lingkungan akibat proses penambangan emas, beberapa orang yang mengatasnamakan perwakilan warga Desa Sumberagung melakukan unjuk rasa menolak penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu pada Rabu lalu (16/3).
Tidak berhenti sampai di situ, belasan orang melanjutkan penolakan tersebut dengan cara menggelar mogok makan di depan kantor Pemkab Banyuwangi. Namun, perkembangannya, kondisi kesehatan beberapa peserta mogok makan tersebut drop.
Akibatnya, di hari ketiga, yakni Jumat (21/3), satu peserta dilarikan ke rumah sakit (RS). Beberapa hari berselang, kejadian serupa terulang. Ya, Senin (21/3)empat peserta mogok makan harus dievakuasi ke RS lantaran kondisi kesehatannya menurun.
Dengan pertimbangan keselamatan, para peserta mogok sepakat menyudahi aksi tersebut. Sementara itu, Bupati Anas mengatakan, aksi mogok makan di depan kantor Pemkab Banyuwangi tersebut sebenarnya tidak perlu dilakukan. “Tidak perlu melakukan mogok makan di depan kantor pemkab. Saya yang akan datang menemui mereka,” ujarnya saat berada di kantor DPRD Banyuwangi kemarin (22/3).
Anas mengaku, pada dasarnya pihaknya memahami kekhawatiran warga terhadap potensi kerusakan lingkungan akibat penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu. “Itu menguatkan saya untuk melakukan langkah-langkah taktis dan efisien untuk mengawasi tambang tersebut,” kata dia.
Nah, oleh karena itu, Anas menyatakan akan menggelar pertemuan bertajuk “Rakyat Bertanya, Bupati Menjawab” terkait tambang emas Tumpang Pitu tersebut. Kegiatan itu rencananya akan digeber di Lapangan Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Jumat siang (25/3).
“Para ketua RT, RW, tokoh lintas agama, dan masyarakat umum, kami undang. Akan dijelaskan dengan sejelas-jelasnya karena memang tidak ada yang ditutup-tutupi terkait tambang tersebut,” cetusnya. Anas menambahkan, soal tailing alias limbah penambangan akan menjadi fokus penjelasan pada pertemuan tersebut.
Dikatakan, pengelolaan tailing tambang emas Tumpang Pitu tidak mencontoh penambangan PT. Freeport dan Newmont. “Benchmark kita di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Di sana tailing di-recycle (daur ulang),” tuturnya.
Masih menurut Anas, para kepala dusun (kasun) dan kepala desa sebenarnya pernah diajak ke Bolaang Mongondow untuk melihat proses daur ulang limbah tambang. “Ini yang perlu dijelaskan. Konsultan terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) juga akan kita undang,” bebernya.
Tidak hanya itu, masyarakat yang tidak bisa hadir pada pertemuan “Rakyat Bertanya, Bupati Menjawab”, kata Anas, bisa mendengarkan di seluruh radio di Banyuwangi karena acara tersebut ditayangkan secara live di seluruh radio di Banyuwangi pada Sabtu (26/3). “Sekali lagi, akan kami jelaskan dengan sejelas-jelasnya,” pungkasnya. (radar)