Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ada Ukiran Naga di Dekat Air Terjun Legomoro di Glenmore Banyuwangi – Radar Banyuwangi

ada-ukiran-naga-di-dekat-air-terjun-legomoro-di-glenmore-banyuwangi-–-radar-banyuwangi
Ada Ukiran Naga di Dekat Air Terjun Legomoro di Glenmore Banyuwangi – Radar Banyuwangi

RadarBanyuwangi.id – Tempat wisata Air Terjun Legomoro yang dikenal memiliki turbin untuk aliran listrik bagi masyarakat, rupanya punya sisi unik yang belum diketahui banyak orang. Air terjun yang berada di Dusun Sumbermulyo, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore itu, kini mulai ramai dikunjungi warga.

Kepala pengelola Air Terjun Legomoro, Tugirin, 55, mengungkapkan pesona terbesar air terjun yang berada di wilayah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat itu dua air terjun yang posisinya berdekatan. “Satu bernama air terjun putri kembar, dan satu lagi bernama air terjun putri ayu,” ucapnya.

Yang kerap dijadikan objek pembicaraan pengunjung yang berwisata ke lokasi itu, terang dia, ukiran kepala naga di dekat air terjun putri kembar. Ukiran itu dibuat dengan pahat oleh warga saat melihat tebing berukuran besar di dekat air terjun. “Itu tidak alami, tapi kita bikin. Kadang orang-orang tidak ngeh kalau itu ada ukirannya,” ucapnya.

Pada Jawa Pos Radar Genteng, Tugirin menjelaskan sebelum dibuka dan diresmikan pada 2018, air terjun itu hutan belantara. “Sumber air dan aliran air terjun di sini nyaris tidak terlihat karena tidak pernah dijamah orang, dulunya semak belukar,” katanya.

Baca Juga: Mengunjungi Mata Air ‘Kucur’ di Setail Genteng; Tak Pernah Kering, Kerap Dipakai Meditasi

Baru pada awal 2017, Tugirin memutuskan untuk membabat semak belukar di wilayah itu bersama empat rekannya. “Dulu tujuannya untuk memajukan ekonomi masyarakat sini. Proses setahun itu pembersihan dan menata seluruh kebutuhan untuk bisa dijadikan tempat wisata,” terangnya.

Menurut Tugirin, tidak hanya keperluan teknis saja, ia dan rekan-rekannya turut mengurus keperluan administrasi untuk dijadikan syarat tempat wisata. “Baru dibuka pertama, ada 100 orang yang datang. Padahal fasilitas pendukung belum ada,” jelasnya.

Yang menarik lagi, jelas dia, segala keperluan kelistrikan di lokasi itu berasal dari turbin yang ada di dalam wisata. Turbin yang bisa menghasilkan listrik sebesar 1500 watt itu, terang dia, juga dipakai untuk mengaliri lampu-lampu yang ada di sekitar lokasi wisata. “Sekarang penerangan memanfaatkan ini (turbin),” paparnya.

Menurut Tugirin, meski daya listrik yang dihasilkan dari turbin tersebut cukup besar, itu hanya cukup dipakai di wilayah tempat wisata saja. “Untuk masyarakat kayaknya belum bisa, perlu rangkaian turbin yang lebih besar,” tandasnya. (sas/abi)

Exit mobile version