Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ada Tiga Titik Panas di Jurang Raung, 30 Pendaki SUdah Turun Selamat, dan Tidak Ada Turis Asing

ada-tiga-titik-panas-di-jurang-raung,-30-pendaki-sudah-turun-selamat,-dan-tidak-ada-turis-asing
Ada Tiga Titik Panas di Jurang Raung, 30 Pendaki SUdah Turun Selamat, dan Tidak Ada Turis Asing

RadarBanyuwangi.id – Titik api di lereng Gunung Raung yang sempat menghebohkan hingga pendakian dari jalur Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kcamatan Kalibaru ditutup semantara pada Minggu (13/10), mulai tidak terlihat, Selasa (15/10).  

Dari hasil pantauan agen informasi bencana (Agisena) TRC BPBD Jawa Timur, Ismanto menyatakan ada tiga titik panas di lereng Gunung Raung. Saat ini kondisinya mulai menipis. “Meski titik api sudah tidak terlihat, kepulan asap tipis masih terdeteksi,” kata Ismanto.

Menurut Ismanto, kepulan asap itu berasal dari lahan di dasar jurang. Dari hasil pantauan langsung, hanya asap tipis yang terlihat. “Asapnya terpantau, tetapi api sudah tidak tampak,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Ismanto menyebut pemantauan dilakukan secara langsung dengan menaiki bukit melalui puncak kamp 6. Tapi, pemantauan ini hanya bisa dilakukan dari kejauhan, sebab lokasi titik asap berada di dalam jurang. “Kami melakukan pemantauan dari pagi hingga sore, naik turun bukit,” ungkapnya.

Sampai saat ini, lanjut Ismanto, belum bisa dipastikan kepulan asap itu menandakan adanya api yang masih aktif. Yang pasti, asap yang semula tebal sudah mulai menipis. “Saat ini asap semakin tipis, tetapi kami belum bisa memastikan apakah masih ada apinya,” katanya.

Titik asap ini terletak jauh di bawah lereng Gunung Raung dan tidak membahayakan pemukiman warga. Namun, ada kekhawatiran api bisa menyebar lebih luas jika angin kencang terus bertiup. “Angin di sekitar lereng cukup kencang dan mengarah ke barat,” tambahnya.

Baca Juga: Ada Ukiran Naga di Dekat Air Terjun Legomoro di Glenmore Banyuwangi

Cuaca kemarau yang berkepanjangan, terang dia, diyakini turut memicu potensi kebakaran lahan di lereng gunung tersebut. Kondisi serupa terjadi pada musim kemarau tahun lalu saat fenomena El Nino memperburuk kebakaran. “Situasi seperti ini kerap terjadi setiap musim kemarau,” jelas Ismanto.

Tiga titik api yang terpantau pada Oktober 2023, masih kata dia, juga berada di wilayah yang sulit dijangkau karena posisi api berada di dalam jurang. Kebakaran tahun lalu menyebabkan banyak pepohonan kering terbakar. “Kemungkinan besar penyebabnya sama, cuaca ekstrem,” kata Ismanto.

Selain cuaca ekstrem, kebakaran ini juga diduga bisa dipicu oleh aktivitas manusia di area tersebut. Menurut Ismanto, ada kemungkinan warga lupa memadamkan api setelah beraktivitas di lahan garapan. “Mungkin ada sisa pembakaran yang tidak dimatikan dengan sempurna,” tambahnya.

Akibat kebakaran ini, pendakian Gunung Raung via Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru ditutup sementara. Penutupan ini diberlakukan sejak Minggu (13/10) berdasarkan surat pengumuman resmi. “Semua pendaki sudah turun sejak pengumuman penutupan dirilis,” ujar Eko Wahyudiyanto, Sekretariat Pendakian Gunung Raung.

Sekitar 30 pendaki yang sedang berada di jalur saat titik api terdeteksi telah berhasil turun dengan selamat. Tidak ada pendaki mancanegara, semua pendaki merupakan warga lokal. “Mulai besok, kami akan melakukan survei dan bersih-bersih jalur,” tutup Eko.(rei/abi)