Tayang: Senin, 1 Juli 2024 13:58 WIB
![28 WNA Digerebek Mabes Polri di Banyuwangi, Tinggal 1 Rumah Dekat Pasar, Ingin Cari Kerja](https://asset-2.tstatic.net/jatim/foto/bank/images/Rumah-yang-menjadi-tempat-tinggal-WNA-di-Banyuwangi.jpg)
TribunJatim.com/Aflahul Abidin
Rumah yang menjadi tempat tinggal WNA di Banyuwangi. Penggerebekan dilakukan di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (26/6/2024) lalu
Laporan Wartawan Tribun Jatim network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Sebanyak 28 warga negara asing (WNA) digerebek Mabes Polri.
Sempat diperiksa di Mapolresta Banyuwangi, mereka kemudian diserahkan ke pihak imigrasi.
Penggerebekan dilakukan di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (26/6/2024) lalu.
Mereka digerebek di sebuah rumah yang lokasinya berdekatan dengan pasar.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega menjelaskan, 28 WNA tersebut terdiri dari 23 pria dan 5 perempuan.
Baca juga: Berlatar Panorama Selat Bali, Ratusan Pesilat Unjuk Kebolehan di Banyuwangi Silat On the Beach
Hasil pemeriksaan menunjukkan mereka melanggar aturan keimigrasian. Di sisi lain, aparat belum menemukan indikasi pidana.
“Kami hanya melakukan pemeriksaan dan pendataan. (Mereka) hanya tidak dilengkapi dengan identitas apapun,” kata Vega, Senin (1/7/2024).
Para WNA tersebut kini telah diserahkan ke Kantor Imigrasi Jember untuk diproses lebih lanjut.
Bukti-bukti dan hasil pemeriksaan kepolisian juga diserahkan ke pihak imigrasi.
Menurut Vega, para WNA tinggal di Banyuwangi dengan mengontrak sebuah rumah.
Mereka tiba di Banyuwangi bertahap. Beberapa di antaranya sudah tinggal selama empat bulan.
Baca juga: Pengusaha Angkutan Penyebrangan Menjerit, Keluhkan Biaya Operasional Semakin Mahal, Imbas Dolar Naik
Sebagian lainnya baru sebulan.
Menurut Vega, para WNA datang ke Banyuwangi untuk mencari kerja. Belum ada keterangan pasti yang menunjukkan bahwa mereka bagian dari jaringan internasional.
Pantauan di lapangan menunjukkan, lokasi rumah tempat para WNA tinggal ditutup dan dipasang dengan garis polisi.
Penggerebekan melibatkan petugas dusun setempat. Polisi dari Mabes Polri juga sempat menunjukkan tanda pengenal kepada kepala dusun setempat.
“Saya diminta untuk menyaksikan saja,” kata Kepala Dusun Sawahan Arif Rahman Hakim.
Selama ini, Arif tak mengetahui bahwa terdapat puluhan WNA yang tinggal di wilayahnya. Ia baru mengetahui setelah adanya penggerebekan.